Populer: Arsjad Rasjid & Anindya Bakrie Berdamai; Ekspor Kelapa Kena Bea Keluar

29 September 2024 6:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arsjad Rasjid bertemu Anindya Bakrie didampingi Bahlil Lagadalia. Foto: Instagram/ @Bahlil Lagadalia
zoom-in-whitePerbesar
Arsjad Rasjid bertemu Anindya Bakrie didampingi Bahlil Lagadalia. Foto: Instagram/ @Bahlil Lagadalia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketum Kadin Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie akhirnya bertemu setelah polemik Munaslub Kadin. Kabar ini menjadi salah satu berita paling banyak dibaca sepanjang Sabtu (28/9).
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ada juga kabar tentang ekspor kelapa yang kena bea keluar. Berikut rangkuman berita populer di kumparanBisnis:

Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie Berdamai

Pertemuan kedua tokoh tersebut diinisiasi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia. Bahlil menginginkan Arsjad dan Anin kembali bersatu. Selain itu, Ketum Golkar itu juga berharap agar Kadin menjadi lebih baik ke depan.
Bahlil menilai baik Arsjad maupun Anin sudah dewasa. Untuk itu, mereka berdua harus saling bersikap dewasa demi Kadin, rakyat, dan negara.
“Mereka berdua ini sahabat sebenarnya, cuma kemarin ada yang tukang goreng. Tapi saya yakinlah mereka berdua ini dewasa untuk kebaikan Kadin, rakyat, bangsa dan negara,” kata Bahlil seperti dikutip kumparan dari unggahan akun Instagram @melangkahdaritimur.id yang merupakan salah satu akun Bahlil pada Jumat (27/8).
ADVERTISEMENT

Ekspor Kelapa Kena Bea Keluar

Ilustrasi kelapa Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Guna mendukung hilirisasi, pemerintah akan mengendalikan ekspor kelapa dengan mengenakan pungutan pada setiap kegiatan ekspor kelapa dan mencegah ekspor ilegal.
Langkah ini diyakini bisa mendorong ekspor kelapa yang sudah diolah dalam negeri. Kendati begitu, pemerintah diminta hati-hati dalam mengimplementasikannya.
Pengamat ekonomi pertanian Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Eliza Mardian, menyebut pemerintah perlu memperhatikan jangan sampai bea keluar ditetapkan namun industri dalam negeri belum siap menampung kelapa sebagai bahan baku. Jika itu terjadi, akan terjadi oversupply yang berdampak anjloknya harga pangan pada petani.
“Pengenaan bea keluar ini diharapkan mendorong untuk mengekspor produk olahan bukan raw material, namun pemerintah mesti hati-hati. Jangan sampai bea keluar dikenakan, industri dalam negeri belum siap menampung," kata Eliza pada kumparan, Sabtu (28/9).
ADVERTISEMENT
"Sehingga terjadi oversupply di dalam negeri, secara psikologis mempengaruhi harga pasar dan membuat harga kelapa di petani menjadi anjlok. Ini akan memberi tekanan di level petani,” imbuhnya.