Populer: China Bebaskan Tarif Impor Sejumlah Produk AS; Apple Mau Pindah Pabrik

26 April 2025 6:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden China Xi Jinping. Foto: Florence Lo/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden China Xi Jinping. Foto: Florence Lo/REUTERS
ADVERTISEMENT
Informasi mengenai China yang membebaskan tarif impor untuk sejumlah produk Amerika Serikat (AS) menjadi berita yang ramai dibaca di kumparanBisnis sepanjang Jumat (25/4).
ADVERTISEMENT
Selain itu ada juga Apple yang memindahkan basis produksi iPhone dari China ke India. Berikut rangkumannya.

China Bebaskan Tarif Impor Sejumlah Produk AS

Ada sejumlah barang dari AS yang nantinya akan dibebaskan untuk tidak dikenakan tarif impor sebesar 125 persen oleh pemerintah China. Saat ini keputusan tersebut Tengah dipertimbangkan.
Dikutip dari Bloomberg perang tarif antara China dan AS sangat membebani sejumlah industri. Salah satu komoditas yang tengah dipertimbangkan untuk dihapus pungutan tambahan adalah peralatan medis dan beberapa bahan kimia industri seperti etana. Selain itu, para pejabat juga tengah membahas penghapusan tarif sewa pesawat.
Langkah pengecualian yang tengah dipertimbangkan China ini serupa dengan langkah AS yang mengecualikan barang elektronik dari tarif 145 persen atas impor China awal bulan ini.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian ada ketergantungan satu sama lain dan menunjukkan seberapa erat hubungan kedua ekonomi terbesar dunia tersebut. Meskipun AS mengimpor jauh lebih banyak dari China daripada sebaliknya.
Suasana pabrik produsen otomotif asal China, GAC Aion, di Guangzhou, China, Selasa (28/5). Foto: kumparan/Angelina Anjar
Akan tetapi, langkah pemerintah China ini membuktikan jika negara tirai bambu Ini juga masih bergantung pada produk-produk yang diimpor dari AS.
Menurut sumber lain, daftar pengecualian diprediksi masih terus berubah dan diskusi mungkin tidak akan berlanjut. Perusahaan-perusahaan di sektor-sektor strategis telah diminta untuk menyerahkan kode bea cukai barang-barang AS yang mereka perlukan untuk dikecualikan.
Salah satu maskapai penerbangan China juga telah diberitahu soal biaya sewa pada perusahaan penyewaan pesawat yang berlokasi di zona perdagangan bebas tidak akan dikenakan pungutan baru.
Menurut sumber anonim yang dilaporkan Caijing, produk yang konon bebas tarif berkaitan dengan bahan kimia utama dan komponen pembuatan chip, sedikitnya delapan produk terkait semikonduktor dikabarkan tengah dipertimbangkan.
ADVERTISEMENT
Kategori tersebut tidak termasuk chip memori untuk saat ini, yang berpotensi menjadi pukulan bagi Micron Technology Inc, produsen chip memori nomor 3 di dunia.
Investor memproyeksi kedua negara ini akan terlibat dalam penurunan tarif, meskipun tampaknya hubungan keduanya masih terhambat.
Sebelumnya, pemerintahan Trump telah membebaskan telepon pintar, komputer, dan barang elektronik lainnya dari tarif timbal balik, sebagai penangguhan beban besar bagi produsen teknologi global termasuk Apple Inc. dan Nvidia Corp. meskipun berpotensi bersifat sementara.
Pengecualian tersebut berlaku untuk telepon pintar, komputer laptop, hard drive, prosesor komputer, dan chip memori serta layar datar.

Apple Mau Pindahkan Basis Produksi iPhone dari China ke India

Seorang warga antre untuk membeli iPhone 16 di salah satu toko Apple di Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (11/4/2025). Foto: Bay Ismoyo/AFP
Imbas ketegangan perdagangan yang terus meningkat antara AS dan China, Apple Inc. berencana untuk memindahkan produksi iPhone yang dijual di Amerika Serikat ke India, paling cepat mulai tahun 2026.
ADVERTISEMENT
“Apple (AAPL.O) berencana untuk memindahkan perakitan semua iPhone yang dijual di AS ke India paling cepat tahun depan,” tulis Reuters, mengutip laporan Financial Times pada Jumat (25/4).
Perang dagang antara AS dan China memaksa sejumlah perusahaan teknologi besar, termasuk Apple, untuk mempertimbangkan opsi diversifikasi rantai pasok.
Meskipun China telah menuntut AS agar semua tarif sepihak seiring dengan munculnya sinyal kemungkinan meredanya ketegangan dagang antara kedua negara.
Hanya saja, China menyatakan belum mengadakan pembicaraan resmi dengan Washington, meskipun pemerintah AS menyebut telah terjadi kontak antara kedua belah pihak.
Sementara, Presiden AS Donald Trump berulang kali menyatakan bahwa kesepakatan dagang akan tercapai dan mengeklaim telah terjadi kontak langsung dengan pemerintah China.
Ia juga mempertahankan kebijakan tarif sebagai langkah timbal balik untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan yang dianggap merugikan AS.
ADVERTISEMENT