Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Populer: Efek Ganjar Capres ke Saham; Pajak WNI Beli Rumah Mewah di Singapura
27 April 2023 5:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Deklarasi Ganjar Pranowo menjadi salah satu calon presiden turut memberi dampak terhadap pasar saham. Kabar tersebut menjadi paling populer kumparanBisnis sepanjang Rabu (26/4).
ADVERTISEMENT
Ada juga kabar mengenai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) minta Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengecek pajak crazy rich yang membeli rumah mewah di Singapura. Berikut rangkumannya:
Efek Ganjar Capres ke Saham
Salah satu yang mempengaruhi pergerakan pasar adalah dari sektor politik yakni diusungnya Ganjar Pranowo menjadi Calon Presiden (Capres) 2024 dari PDIP.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan, masuknya nama Ganjar Pranowo ke dalam bakal calon presiden sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar hingga investor. Ganjar dinilai memiliki kemiripan dengan Presiden RI Joko Widodo.
"Ganjar merupakan salah satu pemimpin yang mirip dengan Pak Jokowi, yang diharapkan dapat membawa program program kerja menjadi jauh lebih baik," kata Nico kepada kumparan, Rabu (26/4).
ADVERTISEMENT
Tak hanya pencalonan presiden saja yang memberikan warna pada pergerakan pasar, ternyata pencalonan wakil presiden juga memiliki warna tersendiri. Menurut Nico, dampak positif akan semakin terlihat jika cawapres yang dicalonkan sesuai dengan ekspektasi pasar.
Pajak WNI Beli Rumah Mewah di Singapura Bakal Dicek
Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo meminta Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk mencari informasi perpajakan dan transaksi yang dilakukan crazy rich tersebut.
Prastowo mengatakan, DJP memiliki kewenangan untuk mengecek informasi perbankan melalui sistem AEoI (Automatic Exchange of Information). Sistem tersebut merupakan sistem pertukaran informasi data keuangan untuk mengetahui serta mengawasi potensi pajak baik di dalam maupun luar negeri.
"Biasanya hal seperti ini masuk skema AEoI. Atau setidaknya DJP bisa melakukan EoI untuk memastikan kita memperoleh informasi yang lebih detail," kata Prastowo melalui akun Twitternya @Prastow, dikutip Rabu (26/4).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Prastowo mengungkapkan, seluruh masyarakat Indonesia memang memiliki hak untuk membeli properti di mana pun dan kapanpun. Dia berharap, kewajiban pajak crazy rich tersebut sudah terpenuhi.
Mengutip The Independent (Senin 24/4), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang informasi real estate, Mingtiandi, mendapat konfirmasi dari yang mengetahui transaksi ini, bahwa pembeli tersebut dikenal sebagai keluarga kaya Indonesia. Namun dalam laporannya tidak tertera nama pembeli 3 rumah mewah tersebut.
Tiga rumah mewah tersebut terletak di kawasan strategis Singapura dan dibandrol senilai USD 206,7 juta Dolar Singapura atau USD 155 juta. Nilai transaksi ini setara dengan Rp 2,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.927 per dolar).