Populer: Penyebab Jokowi Bentak Dirut Pertamina, Pindad Bikin Motor Listrik

22 November 2021 6:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo saat meninjau kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12). Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo saat meninjau kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12). Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mengaku pernah membentak Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Hal itu disebabkan pembangunan pabrik petrokimia yang tidak kunjung selesai.
ADVERTISEMENT
Berita ini menjadi berita yang paling banyak dibaca. Selain itu ada juga berita soal motor listrik buatan PT Pindad. Berikut kumparan merangkum berita terpopuler sepanjang Minggu (22/11).

Pabrik Petrokimia yang Buat Jokowi Bentak Dirut Pertamina

Pabrik petrokimia yang dimaksud adalah milik PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), anak usaha Pertamina yang berlokasi di Tuban, Jawa Timur. Pertamina menguasai mayoritas saham TPPI yaitu sebesar 80 persen
Jokowi pernah berkunjung beberapa kali ke TPPI. Terakhir yaitu pada Sabtu 21 Desember 2019. Jokowi mengatakan dengan dihidupkan lagi Kilang Tuban, nantinya Pertamina bakal memproduksi BBM hingga berbagai produk dasar petrokimia seperti olefin. Negara pun bakal menghemat devisa triliunan rupiah.
"Ini kalau bisa nanti produksinya sudah maksimal bisa menghemat devisa USD 4,9 miliar. Gede sekali, kurang lebih Rp 56 triliun. Ini merupakan substitusi," kata dia, Sabtu (21/12).
ADVERTISEMENT
Penghematan terjadi karena produksi di sana nantinya bisa menekan impor BBM yang selama ini membebani negara. Kata dia, kalau kilang ini bisa berproduksi maksimal, bisa mempersempit current account deficit (CAD).
Pembangunan proyek ini sebenarnya sudah dimulai sejak 1997, tapi berhenti. Karena itu, Jokowi meminta pada Pertamina agar penyelesaian proyek ini selesai dalam 3 tahun.
Jokowi mengatakan TPPI Tuban merupakan salah satu kilang minyak yang terbesar di Indonesia. TPPI mampu menghasilkan produk aromatic seperti paraxylene, orthoxylene, benzene, toluene. Selain itu juga penghasil BBM Premium, Pertamax, Elpiji, Solar.
"Ini bisa untuk semuanya. Oleh sebab itu saya menyampaikan kepada Menteri BUMN, Dirut Pertamina, Komut Pertamina, tidak lebih dari tiga tahun harus rampung semuanya. Ada pilihan-pilihan yang bisa diputuskan segera," tegasnya sambil meminta Januari 2020 sudah ada kejelasan mengenai pengembangan.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, jika hasil produksinya maksimal bisa menghemat devisa hingga USD 4,9 miliar atau sekitar Rp 56 Triliun. Produk petrokimia seperti ini merupakan subtitusi produk impor.
"Ini merupakan substitusi. Karena setiap tahun kita impor, impor, impor padahal kita bisa membuat sendiri. Tapi tidak kita lakukan,” ujar Presiden Jokowi.
PT Pindad Bikin Motor Listrik
MotoEV, motor listrik trail buatan PT Pindad (Persero). Foto: Instagram/@pt_pindad
PT Pindad (Persero) kembali berinovasi, kali ini memperkenalkan motor listrik bernama MotoEV. Yang membanggakan, BUMN industri pertahanan itu mengeklaim motor jenis trail tersebut murni buatan Indonesia.
Dikutip dari keterangan resmi Pindad, motor listrik MotoEV ini diproduksi masih sebatas prototipe untuk dipamerkan di Sirkuit Mandalika.
"MotoEV karya Pindad yang sengaja di desain dan diselesaikan untuk ditampilkan pada ajang lomba balap motor internasional, World Super Bike 2021 di Mandalika," tulis Pindad dikutip dari akun instagramnya, Minggu (21/11).
ADVERTISEMENT
Tak hanya menyasar pasar lokal, Pindad juga menargetkan produk motor listrik ini bisa menembus konsumen global. "Hal ini sesuai dengan rencana jangka panjang Pindad untuk menjadi salah satu dari 100 besar perusahaan pertahanan global di tahun 2024," ujarnya.
Meski tak merinci persentase TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), namun MotoEV disebut sebagai 'murni buatan Pindad' dari inovasi dan pengembangan dari anak bangsa.
Motor listrik trail MotoEV memiliki kekuatan 5 kW, menggunakan baterai lithium dengan waktu charging sekitar 3-4 jam. Dengan kapasitas tersebut, MotoEV dapat menempuh jarak hingga 100 km dalam satu kali pengisian baterai.
Sementara kecepatan maksimal MotoEV bisa digas hingga 120 km/jam. "Keunggulan ini di samping lebih efisien dan ramah lingkungan juga akan memberikan penghematan yang cukup besar dari sisi penggunaan bahan bakar," ujar PT Pindad.
ADVERTISEMENT