Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Ini sungguh sesuatu yang sangat penting bagi negara dan bangsa kita ini yang kita kehendaki bahwa negara kita bangsa kita tidak hanya akan menjual bahan baku tapi kita ingin juga menjual barang-barang jadi barang-barang produk akhir yang punya nilai tambah,” kata Prabowo dalam peresmian fasilitas pemurnian lumpur atau smelter Precious Metal Refinery (PMR) milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, Senin (17/3).
Diresmikannya PMR milik PTFI ini merupakan komitmen pemerintah untuk mempercepat hilirisasi dalam negeri. Hal ini juga menjadi komitmen PTFI terhadap Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) tahun 2018 serta bentuk dukungan PTFI terhadap program hilirisasi pertambangan yang dicanangkan pemerintah Indonesia.
Di lokasi yang sama, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan dari 3 juta konsentrat yang diolah pada PMR di Gresik, potensi produksi emas bisa mencapai 50-60 ton per tahun.
ADVERTISEMENT
“Kalau di Amman konsentrat nya 900 ribu (ton) lebih itu menghasilkan emas 18-20 ton emas, overall setiap tahun dari Gresik dan Amman bisa 60-70 ton emas per tahun,” ujar Bahlil.
Khusus untuk nilai investasi PMR atau smelter emas di Gresik tembus USD 630 juta atau setara Rp 10 triliun. PMR merupakan fasilitas terintegrasi modern yang menghubungkan pertambangan dengan pengolahan di hilir dalam bentuk pemurnian.
Sebelumnya pada September lalu Presiden ke-7 Jokowi sudah sempat meresmikan produksi perdana katoda tembaga dari fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) milik PTFI di Gresik.