Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Prabowo Terima Data dari Luhut, Penerimaan Negara Bocor Rp 300 T dari Bos Sawit
7 Oktober 2024 17:07 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo , blak-blakan soal data kebocoran penerimaan negara dari sektor industri perkebunan sawit. Totalnya bisa mencapai Rp 300 triliun.
ADVERTISEMENT
Hashim menyebutkan, sejak Pilpres 2014 Prabowo Subianto sempat diejek dengan sebutan 'Prabocor' oleh kubu lawannya, karena selalu menyinggung soal kebocoran penerimaan negara .
"Dia diejek oleh lawan dia tahun 2014. Prabowo itu Prabocor karena dia selalu katakan kebocoran-kebocoran. Tapi ternyata Prabowo benar kok, kebocoran luar biasa dan kita sudah tahu itu dari mana," jelas Hashim saat Diskusi Ekonomi Kadin Indonesia, Senin (7/10).
Adik Prabowo itu memastikan pemerintahan Prabowo-Gibran akan menutup kebocoran tersebut. Pasalnya, berdasarkan data yang dihimpun Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan BPKP, salah satu yang terbesar adalah dari sektor perkebunan kelapa sawit .
"Ada indikasi pengusaha yang nakal. Ini data yang Pak Prabowo dapat dari Pak Luhut Pandjaitan dan dari BPKP, juga dikonsumasi oleh KLHK. Ada jutaan hektare kawasan hutan diokupasi liar oleh pengusaha-pengusaha kebun sawit yang nakal," ungkap Hashim.
ADVERTISEMENT
Hashim menyebutkan total dugaan kebocoran penerimaan negara dari pengusaha nakal mencapai Rp 300 triliun. Pemerintah sendiri sudah memperingatkan oknum-oknum tersebut.
"Ternyata sudah diingatkan. Tapi sampai sekarang belum bayar dan kami dapat data sampai bisa Rp 200-300 triliun yang belum bayar. Ini data-data yang dihimpun oleh pemerintah," imbuhnya.
Dia tidak membeberkan oknum pengusaha yang nakal tersebut, namun setidaknya ada 300 nama yang sudah dihimpun oleh Prabowo dan siap untuk ditagih.
Dari upaya menutup kebocoran penerimaan negara itu, Hashim memperkirakan pemerintah bisa menerima Rp 50 triliun setiap tahunnya. Anggaran itu bisa membantu mendanai program prioritas Prabowo, salah satunya Makan Bergizi Gratis.
"Dari kita tutup kebocoran ini bisa hasilkan Rp 50 triliun setiap tahun. Kita hitung-hitung dari satu kebocoran itukKita bisa berikan makanan gratis 2 kali sehari untuk 9 juta anak," tutur Hashim.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lanjut Hashim, ide menutup kebocoran itu juga bisa menambah penerimaan negara 1-2 persen setiap tahun alih-alih ditambah dari utang atau pinjaman.
"Revenue kita bisa bertambah, mungkin setiap tahun kita tambah 1-2 persen. So tidak benar bahwa kita akan tambahkan utang nasional secara mendadak. Itu nanti gradual, secara pelan-pelan mungkin selama 5 tahun, 10 tahun kita tetap prudent," tandasnya.