Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Presiden Jokowi Bertemu Pimpinan ADB di Istana Bogor, Ini yang Dibahas
18 Februari 2022 20:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menerima kunjungan pimpinan Asian Development Bank (ADB) di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (18/2). Para pimpinan ADB tersebut yaitu Masatsugu Asakawa selaku President Asian Development Bank, Arif Baharudin selaku Executive Director Representing Indonesia, dan Jiro Tominaga selaku Country Director, ADB Indonesia Resident Mission.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan keterangan dalam Youtube Sekretariat Presiden, dalam pertemuan tersebut Jokowi didampingi oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.
Pembicaraan membahas sejumlah hal seperti penanganan pandemi COVID-19, hingga dukungan Asian Development Bank terhadap transisi energi di Indonesia.
"Pertama Bapak Presiden menyampaikan perkembangan terkini terkait dengan Covid di Indonesia dan bahwa Indonesia adalah negara keempat sekarang di dunia yang sukses melakukan vaksinasi dan sudah mencapai di atas 330-an juta yang divaksinasi. Padahal kita adalah negara yang tidak memproduksi vaksin," jelas Menteri Suharso dalam keterangannya seusai pertemuan, Jumat (18/2)
Selain itu, lanjut Suharso, Jokowi juga menjelaskan mengenai kinerja ekonomi Indonesia yang pada kuartal IV pada tahun 2021 sudah berada di atas 5 persen. Pihak ADB pun memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2021.
ADVERTISEMENT
"Meskipun full year pada tahun lalu (pertumbuhan ekonomi) 3,7 persen, tapi itu sudah bagus dan dipuji oleh ADB bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk yang amazing kata beliau," beber Suharso.
Presiden Jokowi juga menjelaskan mengenai hilirisasi industri yang tengah dilakukan pemerintah Indonesia. Menurut Suharso, Presiden yakin hilirisasi industri bisa memberikan nilai tambah ekspor sekaligus memperbaiki neraca transaksi berjalan Indonesia.
"Tadi Bapak Presiden menyampaikan bahwa yang kita bisa peroleh bisa 1 berbanding 20, dari USD 1,1 miliar menjadi USD 20,1 miliar hanya karena satu aturan bagaimana kita tidak mengekspor dalam bentuk bahan mentah, tetapi dalam bentuk barang-barang jadi," jelasnya.
Terakhir, pihak ADB menyatakan dukungannya terhadap pembiayaan dalam hal transisi energi serta pembiayaan-pembiayaan lainnya pada sejumlah proyek yang sedang berjalan.
ADVERTISEMENT
"Juga pembiayaan-pembiayaan yang sedang berjalan karena ada 14 proyek hari ini dan sudah cukup lama, 55 tahun, ADB bersama Indonesia," ujarnya.