news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Produk Nonmigas Asal China Masih Banjiri RI di Februari 2025

17 Maret 2025 12:11 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mesin bor raksasa untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tiba di Pelabuhan Tanjung Priok dari China. 
 Foto: Dok. PT Kereta Cepat Indonesia China
zoom-in-whitePerbesar
Mesin bor raksasa untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tiba di Pelabuhan Tanjung Priok dari China. Foto: Dok. PT Kereta Cepat Indonesia China
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produk nonmigas asal China masih membanjiri Indonesia. Pada Februari 2025 nilainya mencapai USD 6,05 miliar.
ADVERTISEMENT
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan nilai impor dari China berkontribusi 37,81 persen terhadap total impor nonmigas Indonesia pada Februari 2025.
"Februari 2025 Tiongkok masih jadi negara asal impor nonmigas Indonesia dengan share 37,81 persen terhadap total impor nonmigas Indonesia,” jelas Amalia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (17/3).
Amalia menjelaskan impor nonmigas dari China sepanjang Februari sebesar USD 6,05 miliar ini, lebih rendah jika dibandingkan impor nonmigas dari negara tersebut pada Januari 2025 sebanyak USD 6,34 miliar.
Pelabuhan Nansha, Guangzhou, China Foto: portofnansha.com
Adapun, negara asal impor nonmigas terbanyak kedua pada Februari 2025 adalah Jepang senilai USD 1,26 miliar dengan kontribusi sebesar 7,86 persen terhadap impor nonmigas Indonesia.
Impor Indonesia dari Uni Eropa pada Februari 2025 USD 0,92 miliar dengan kontribusi 5,72 persen terhadap impor nonmigas Indonesia. Kemudian ada Thailand dengan nilai impor senilai USD 0,87 miliar dengan kontribusi sebesar 5,45 persen terhadap impor nonmigas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya negara-negara ASEAN sebanyak USD 1,78 miliar dengan kontribusi sebesar 11,14 persen terhadap impor nonmigas Indonesia, dan negara lainnya senilai USD 5,12 miliar.