Produksi Pupuk Indonesia Capai 3,1 Juta Ton, Naik 14 Persen di Kuartal I 2020

30 April 2020 16:11 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pupuk Indonesia. Foto: Doc: Pupuk Indonesia Group
zoom-in-whitePerbesar
Pupuk Indonesia. Foto: Doc: Pupuk Indonesia Group
ADVERTISEMENT
PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat produksi pupuk secara grup mencapai 3.104.341 ton. Realisasi ini meningkat 14,15 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 2.664.924 ton.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat, merinci total produksi tersebut terdiri dari 2.070.140 ton Urea, 688.196 ton NPK, 132.473 ton SP-36, 212.262 ton ZA, dan 1.270 ton ZK.
Menurut dia, pertumbuhan produksi tersebut karena kondisi pabrik yang dapat beroperasi secara optimal dengan rate yang cukup tinggi.
"Kinerja produksi kami selalu menunjukkan pertumbuhan setiap tahunnya, terutama sejak berbagai upaya transformasi yang dicanangkan sejak 2017," kata Aas dalam keterangan tertulis, Kamis (30/4).
Selain itu, peningkatan volume produksi salah satunya juga disebabkan pengoperasian pabrik Amurea II, yang mulai komersil sejak Agustus 2018.
Aas mengatakan, produksi Pupuk Indonesia diprioritaskan memenuhi kebutuhan dalam negeri, khususnya untuk sektor tanaman pangan.
Kapasitas produksi Pupuk Indonesia sendiri mencapai total 14.012.500 ton per tahun untuk segala jenis pupuk, dengan rincian 9.362.500 ton Urea, 3.380.000 ton NPK, 500.000 ton SP-36, 750.000 ton ZA dan 20.000 ton ZK.
ADVERTISEMENT
Tak hanya produk pupuk, produksi non pupuk perseroan juga meningkat di tiga bulan pertama tahun ini. Tercatat, produksi non pupuk mencapai 1.872.026 ton, lebih tinggi dibanding produksi periode sama tahun lalu yang sebesar 1.504.810 ton.
"Bila kebutuhan untuk subsidi dan sektor pangan dalam negeri sudah terpenuhi dan stoknya dipastikan aman, baru kita akan menjual hasil produksi ke sektor komersil maupun ekspor," ujarnya.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat usai diperiksa KPK terkait kasus suap distribusi pupuk. Foto: Apriliandika Pratama/kumparan
Menurut dia, berkat langkah transformasi bisnis yang telah dilakukan, kini biaya produksi pupuk dapat lebih efisien.
Sebagai contoh, dalam hal efisiensi pemakaian bahan baku, sepanjang tahun 2019 perseroan mencatatkan realisasi rasio konsumsi gas untuk urea sebesar 27,56 MMBTU per ton, lebih efisien dari rencana 28,28 MMBTU per ton.
ADVERTISEMENT
Sedangkan rasio konsumsi gas untuk amoniak sebesar 35,92 MMBTU per ton yang juga lebih efisien dari rencana sebesar 36,05 MMBTU per ton.
"Efisiensi ini penting dalam mengurangi beban pemerintah atas subsidi, termasuk untuk peningkatan daya saing produk Pupuk Indonesia Grup," ucapnya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.