Produsen Kimia Terbesar Dunia Mau Investasi Baterai Mobil Listrik di RI

10 Oktober 2021 10:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hyundai mulai pembangunan pabrik sel baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9). Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Hyundai mulai pembangunan pabrik sel baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9). Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, bertemu dengan BASF, perusahaan multinasional Jerman dan produsen kimia terbesar di dunia saat kunjungan kerjanya ke Frankfurt, Jerman.
ADVERTISEMENT
Pertemuan tersebut untuk menindaklanjuti minat investasi BASF di bidang industri smelter atau pemurnian hidrometalurgi nikel dan kobalt yang menghasilkan produk bahan baku baterai mobil listrik.
Rencananya, BASF bekerja sama dengan Eramet, perusahaan pertambangan asal Perancis, akan bekerja sama investasi kompleks pengolahan nikel-kobalt untuk keperluan pengembangan kendaraan listrik. Proyek tersebut mencakup pembangunan pabrik High-Pressure Acid Leaching (HPAL) dan Base Metal Refinery (BMR).
Bahlil menjelaskan rencana investasi BASF tersebut sejalan dengan fokus pemerintah Indonesia saat ini dalam mewujudkan hilirisasi industri. Dalam hal ini, Bahlil meminta agar investasi BASF tidak hanya berhenti pada industri pemurnian nikel, namun hingga produk akhir berupa komponen baterai listrik.
“Kami akan dukung penuh rencana investasi BASF ini. Terkait perizinan dan insentif investasi, kami yang akan urus. Kita akan kawal terus sampai beres,” kata Bahlil melalui keterangan resminya, dikutip Minggu (10/10).
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Jajal Sirkuit Mandalika dan Tinjau KEK Mandalika. Foto: Kementerian Investasi
Adapun pembangunan HPAL tersebut akan berlokasi di Halmahera Tengah, Maluku Utara dengan kapasitas produksi sekitar 42.000 metrik ton nikel per tahun dan sekitar 5.000 metrik ton kobalt per tahun.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan tersebut, Markus Kamieth selaku anggota Board of Executive Director BASF mengapresiasi komitmen yang disampaikan Bahlil. Terkait dengan rencana investasinya, Markus berharap Kementerian Investasi/BKPM dapat mendorong kawasan industri independen dalam penyediaan listrik secara proporsional yang berasal dari energi terbarukan.
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/BKPM, total realisasi investasi asal negara Jerman secara akumulatif dari tahun 2016 sampai triwulan II 2021 mencapai USD 1.143 juta, menempati posisi ke-16 di antara asal negara investasi lainnya.
Adapun total proyek dari realisasi investasi Jerman di Indonesia tersebut sebanyak 3.015 dan menyerap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebanyak 35.492 orang.