Produsen Potasium Klorat Uzbekistan Jajaki Jadi Pemasok Perusahaan Pupuk RI

21 Mei 2021 7:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua DPR, Rachmat Gobel, bersama sejumlah pejabat RI bertemu dengan pemerintah dan dunia usaha Uzbekistan di Tashkent. Foto: Arifin Asydhad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua DPR, Rachmat Gobel, bersama sejumlah pejabat RI bertemu dengan pemerintah dan dunia usaha Uzbekistan di Tashkent. Foto: Arifin Asydhad/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia memerlukan potasium klorat untuk memproduksi pupuk. Selama ini potasium klorat diimpor dari 3 negara, yaitu Kanada, Rusia, dan Belarus. Kali ini, Uzbekistan juga tertarik mengekspor potasium kloratnya ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Potasium klorat merupakan bahan utama untuk membuat pupuk NPK. Bahan ini tidak ada di Indonesia, sehingga perusahaan-perusahaan pupuk di Indonesia harus impor untuk mendapatkannya.
Ketertarikan Dekhanabad Potasium Factory untuk memasok potasium chlorat disampaikan pimpinan perusahaan tersebut saat bertemu Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel dan delegasi di Tashkent, Senin (17/5/2021) lalu.
Direktur Utama PT Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi, yang ikut dalam pertemuan itu menjelaskan bahwa ketertarikan Uzbekistan memasok potasium klorat ke Indonesia masih sebatas penjajagan.
“Pada intinya, semakin banyak sumber pemasok potasium klorat ke Indonesia, akan semakin baik. Kita tidak tergantung hanya dengan Kanada, Rusia dan Belarus,” kata Rahmad di sela-sela mengikuti muhibah pimpinan DPR di Uzbekistan, yang berakhir Rabu (19/5/2021).
Direktur Utama PT Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi. Foto: Arifin Asydhad/kumparan.
Selain dihadiri Direksi Dekhanabad, pertemuan itu juga dihadiri direksi Uzkimyosanoat dan Uzkimyoimpec. Uzkimyosanoat merupakan perusahaan produsen bahan-bahan pupuk, sedangkan Uzkimyoimpec merupakan perusahaan agen ekspor-impor bahan kimia.
ADVERTISEMENT
Menurut Rahmad, dalam pertemuan itu dijajaki rencana bisnis perusahaan-perusahaan tersebut dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia. “Mereka akan mengekspor bahan-bahan kimia dan bahan baku pupuk, tapi mereka juga komitmen untuk mengimpor produk-produk dari Indonesia,” kata Rahmad.
Bahan baku pupuk yang sangat dibutuhkan Indonesia adalah potasium klorat. Menurut Rahmad, impor potasium klorat Indonesia saat ini total 2,8 juta ton setahun, berasal dari Kanada, Belarus, dan Rusia.
“Dari 2,8 juta ton itu, sekitar 800.000 ton dibuat untuk bahan baku pupuk NPK, sekitar 2 juta ton langsung digunakan di kebun-kebun,” kata Rahmad.
Wakil Ketua DPR, Rachmat Gobel dan sejumlah pejabat RI bertemu dengan manajemen produsen potasium klorat Uzbekistan, Dekhanabad Potasium Factory, di Tashkent. Foto: Arifin Asydhad/kumparan.
Jumlah potasium klorat yang dibutuhkan PT Pupuk Indonesia Group sekitar 500 ribu ton. “Dari 500 ribu ton itu, 100 ribu ton dibutuhkan oleh PT Pupuk Kaltim,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
Yang jadi masalah saat ini, Uzbekistan hanya mampu produksi potasium klorat sekitar 350 ribu ton. “Dari 350 ribu ton itu, sebagian dimanfaatkan untuk keperluan domestik, sebagian diekspor ke China,” kata Rahmad.
Bila memang harus memasok ke Indonesia, maka Uzbekistan haru menambah kapasitas produksinya. “Ini yang kami jajaki. Termasuk mereka juga mau ekspansi tambangnya, dia mau Indonesia terlibat,“ kata dia.
Menurut Rahmad, untuk merealisasikan pasokan potasium klorat dari Uzbekistan memang perlu pembahasan lebih lanjut dan lebih detail. Termasuk soal berapa ton potasium klorat yang akan dipasok Uzbekistan ke Indonesia.