Progres Smelter Lambat, ESDM Pastikan Ekspor Bauksit Tetap Disetop per Juni 2023

24 Mei 2023 13:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Arifin Tasrif resmi luncurkan perdagangan karbon subsektor pembangkit listrik, Rabu (22/2/2023). Foto: Kementerian ESDM
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Arifin Tasrif resmi luncurkan perdagangan karbon subsektor pembangkit listrik, Rabu (22/2/2023). Foto: Kementerian ESDM
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, memastikan ekspor komoditas bijih bauksit tetap disetop per Juni 2023 imbas progres pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) yang terlampau lambat.
ADVERTISEMENT
Arifin menuturkan, dari rencana pembangunan 12 smelter bauksit di Indonesia, 4 smelter di antaranya sudah beroperasi. Sementara 8 smelter masih dalam tahap pembangunan.
4 smelter yang telah beroperasi yakni PT Indonesia Chemical Alumina, PT Bintan Alumina Indonesia, PT Well Harvest Winning Alumina Refinery. dan PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (Ekspansi).
"Namun berdasarkan peninjauan di lapangan terdapat perbedaan yang sangat signifikan dengan hasil verifikator independen," ujar Arifin saat rapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (24/5).
Dia menemukan 7 lokasi smelter yang seharusnya sudah ada pembangunan, ternyata masih berupa tanah kosong. Hal ini tidak sesuai dengan verifikasi yang menyatakan beberapa smelter sudah berprogres di atas 50 persen.
"Pada 7 lokasi smelter masih berupa tanah lapang. Walaupun dinyatakan dalam laporan hasil verifikasi ditunjukkan kemajuan pembangunan sudah mencapai kisaran 32-66 persen," lanjut Arifin.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No 89 Tahun 2023, pemerintah resmi memberikan relaksasi ekspor untuk perusahaan dengan progres pembangunan smelter di atas 50 persen per Januari 2023.
Arifin pun menetapkan lima perusahaan, yaitu PT Freeport Indonesia, PT Amman Mineral Industri untuk komoditas tembaga, PT Sebuku Iron Lateritic Ores untuk komoditas besi, PT Kapuas Prima Coal untuk komoditas timbal, dan PT Kobar Lamandau Mineral untuk komoditas seng.
"Pemberian kesempatan bagi pemegang IUP IUPK mineral logam dalam penjualan ke luar negeri sampai Mei 2024 dengan kriteria terbatas pada komoditas tembaga besi timbal seng serta lumpur anoda hasil pemurnian tembaga," ujar Arifin.
Berikut 8 smelter bauksit yang masih dalam tahap pembangunan:
PT Quality Sukses Sejahtera: 65,65 persen
ADVERTISEMENT
PT Dinamika Sejahtera Mandiri: 58,55 persen
PT Parenggean Makmur Sejahtera: 58,13 persen
PT Persada Pratama Cemerlang: 52,62 persen
PT Sumber Bumi Marau: 50,05 persen
PT Kalbar Bumi Perkasa: 37,25 persen
PT Laman Mining: 32,39 persen
PT Borneo Alumina Indonesia: 23,67 persen