Progres Sudah 72 Persen, Tony Wenas Yakin Smelter di Gresik Beroperasi Mei 2024

20 Juni 2023 20:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presdir PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, meninjau lokasi di Gresik tempat pembangunan proyek smelter milik PTFI. Foto: Wendiyanto Saputro/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presdir PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, meninjau lokasi di Gresik tempat pembangunan proyek smelter milik PTFI. Foto: Wendiyanto Saputro/ kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas, memastikan smelter tembaga yang dibangun di Gresik, Jawa Timur, akan rampung dibangun pada Mei 2024. Target pembangunan rampung di Mei tahun depan juga menjadi keinginan Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Tony Wenas mengatakan dengan rampungnya pembangunan, maka smelter juga bakal langsung beroperasi.
"Pak Presiden (Jokowi) melihat seluruh proses progres yang ada dan beliau mengapresiasi bahwa progresnya 72,5 persen dan beliau berharap selesai pada tepat waktunya, mungkin lebih cepat selesai, mulai beroperasi 2024 Mei. Tapi beroperasi penuhnya di Desember 2024," kata Tony Wenas di Smelter Gresik, Selasa (20/6).
Tony mengungkapkan saat ini pihaknya sedang dalam masa ramp up (peningkatan) produksi melalui pembangunan smelter tembaga di Gresik. Hal tersebut sekaligus mendukung kebijakan Jokowi soal ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Apalagi, tembaga merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan baterai listrik.
"Ini menjadi salah satu motor dalam menciptakan ekosistem EV," ungkap Tony.
Presiden Jokowi mengunjungi pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik. Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Daya tampung smelter tersebut diperkirakan mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Nantinya, smelter Gresik itu bakal menghasilkan 600 ribu ton katoda tembaga per tahun.
ADVERTISEMENT
Hingga 31 Mei 2023, PT Freeport Indonesia sudah mengeluarkan biaya USD 2,2 miliar untuk pemadatan tanah hingga pemasangan tiang pancang.
Secara rinci, pembangunan tiang pancang sudah selesai 100 persen, pekerjaan beton 67 persen, instalasi baja 36 persen, instalasi baja di area tangki 32 persen, dan pembangunan pelabuhan sudah 98,6 persen.
Tak hanya menghasilkan katoda tembaga, smelter ini juga akan menghasilkan produk lainnya seperti emas dan perak murni hingga 6.000 ton per tahun, serta asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150 ribu ton per tahun.