Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Prospek Pasarnya Masih Kuat, Rekomendasi Go Private UNVR Dinilai Kurang Tepat
23 Februari 2022 19:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menjadi emiten legenda di pasar modal. Perusahaan produk kebutuhan sehari-hari ini menjadi emiten tertua yang melantai di Bursa Efek Indonesia, terhitung sejak 1982.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, sejak lima tahun terakhir, harga saham UNVR terus merosot. Pada 2018, saham produsen barang kebutuhan sehari-sehari ini pernah tercatat mencapai rekor tertinggi yaitu di harga Rp 10.056. Hari ini, saham UNVR cuma Rp 3.820.
Berdasarkan laporan keuangan Unilever Indonesia yang dikutip dari analisis investasi Nilzon Capital, sejak Januari 2018 hingga Februari 2022, saham UNVR tercatat anjlok 66 persen. Nilzon pun menyebut sudah saatnya UNVR go private atau menjadi perusahaan tertutup.
Mengenai rekomendasi go private, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan penurunan harga saham bukan menjadi penentu emiten harus keluar dari bursa saham dan menjadi perusahaan tertutup.
“Kalau misalkan perusahaan tidak menjalankan atau melanggar ketentuan perusahaan Tbk, itu bisa menjadi opsi go private,” ujar Reza kepada kumparan, Rabu (23/2).
ADVERTISEMENT
Reza menilai rekomendasi dari Nilzon Capital kurang tepat. Pemberian rekomendasi, menurut dia, sebaiknya berdasarkan dari sisi likuiditas dan sisi fundamental.
“Ada anggapan margin keuntungan Unilever turun. Walaupun terimbas pandemi, kinerja Unilever masih bagus dan solid. Laporan keuangan Unilever selama pandemi masih memperoleh profit dibanding sejumlah perusahaan lain mengalami kerugian,” katanya.
Reza menganggap wajar ketika Unilever Indonesia mengalami penurunan laba. Selama pihak manajemen bisa mengatur kondisi keuangan, maka profit bisa dikelola dengan baik.
Reza menyarankan agar Unilever tetap mempertahankan pasar mereka. Ia melihat potensi UNVR bisa mempertahankan pasar walaupun harga saham mengalami penurunan.
Dihubungi terpisah, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus, menuturkan penurunan nilai saham UNVR dapat dipengaruhi diversifikasi produk dan saingan emiten sektor consumer good lainnya.
ADVERTISEMENT
“Mulai bermunculan berbagai produk dengan harga yang lebih murah, namun kualitas sama (dengan Unilever),” katanya Maximilianus.
Menurut Maximilianus, produk alternatif dapat menjadi pilihan konsumen dalam memilih. Produk tersebut dapat substitusi dengan produk yang sama dengan harga yang murah.
Ia merekomendasikan agar manajemen UNVR lebih efektif mengatur saluran distribusi dengan adanya diversifikasi produk yang beragam.