Proyek Kereta Layang Jakarta Masuk Tahap Pra Studi Kelayakan

3 November 2018 19:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jalur rel layang kereta Bandara Kualanamu (Foto: Septiana Perdana/ Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Jalur rel layang kereta Bandara Kualanamu (Foto: Septiana Perdana/ Antara)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) tengah menyusun dokumen pra studi kelayakan atau feasibility study (fs) proyek rel kereta layang atau loop line di DKI Jakarta. Rencananya, dokumen pra fs itu selesai pada Maret 2019.
ADVERTISEMENT
Adapun proyek loop line merupakan upaya untuk mengangkat seluruh rel kereta yang berada di atas tanah di DKI Jakarta menjadi layang, misalnya seperti rel kereta di Stasiun Cikini, Stasiun Gondangdia, dan Stasiun Gambir.
“Sekarang kami diberi waktu 6 bulan untuk menyelesaikan dokumen pra fs, 6 bulan semenjak bulan kemarin, Maret 2019,” ujar Direktur Operasi III Adhi Karya, Pundjung Setya Brata, kepada kumparan, Sabtu (3/11).
Dia menjelaskan setelah dokumen pra fs selesai, kemudian akan dikaji oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Dalam kajian itu, kemudian ditentukan apakah proyek itu akan dijalankan atau tidak.
Pembangunan rel kereta layang (Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangunan rel kereta layang (Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
“Kalau layak kami akan proses menuju fs. Kalau fs-nya selesai, kami akan menjadi pemrakarsa proyek. Setelahnya kami jalankan proyek itu,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Sembari menyusun dokumen pra fs, pihaknya juga tengah mengkaji skema pendanaan. Sebab proyek itu diproyeksi menghabiskan dana Rp 17 triliun. Namun dia menegaskan, proyek itu akan dikerjakan beberapa pihak.
“Kami kaji struktur financing-nya seperti apa, nanti proyek ini akan dikerjakan 3 pihak, ada Adhi Karya, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi,” kata Pundjung.
Menurutnya, tujuan pembangunan proyek itu untuk meningkatkan frekuensi pemberangkatan kereta agar jumlah penumpang kereta meningkat. Selama ini, frekuensi pemberangkatan terhambat karena rel kereta terganggung perlintasan sebidang.