Rahasia Investasi Saham Terbaik ala Lo Kheng Hong, Bisa Cuan Ratusan Persen

6 Februari 2021 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lo Kheng Hong, investor perseorangan di bursa saham yang dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia.  Foto: Dok. SBM ITB
zoom-in-whitePerbesar
Lo Kheng Hong, investor perseorangan di bursa saham yang dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia. Foto: Dok. SBM ITB
ADVERTISEMENT
Dalam investasi di pasar modal, investor membutuhkan pemahaman dan kejelian untuk memilih emiten atau saham yang akan dikoleksi agar bisa mendulang cuan besar. Founder & CEO Jenius Investor Suryadi Lim mengatakan, ada satu strategi jitu yang sudah terbukti bisa membuat investor berhasil berinvestasi saham.
ADVERTISEMENT
Strategi jitu tersebut dikenal sebagai value investing, pertama kali dikenalkan oleh investor profesional di awal abad ke-20, Benjamin Graham.
“Value investing dikenalkan oleh Benjamin Graham, guru Warren Buffet. Ini adalah strategi investasi untuk menemukan perusahaan super dengan harga yang lebih murah dari harga wajar,” ujar Suryadi dalam Webinar Value Investing ala LKH, Sabtu (6/2).
Menurut Suryadi, strategi tersebut mendorong para investor untuk mencari saham-saham yang tidak terlalu populer. Sebab pada saham yang populer, sudah banyak investor, market maker, bandar alias investor institusi yang masuk di dalamnya. Sehingga ini membuat harga saham populer biasanya sudah naik tinggi.
Namun meski sahamnya yang tidak populer, namun investor wajib memastikan bahwa emiten tersebut memiliki performa finansial yang kuat dan fundamental yang bagus.
Ilustrasi investasi di pasar saham. Foto: Shutter Stock
Setelah mendapatkan saham yang belum booming dengan fundamental kuat, selanjutnya investor harus mencari tahu estimasi valuasi atau nilai wajarnya. Tahap ketiga, bandingkan nilai wajar atau intrinsic value dengan current price atau harga saat itu.
ADVERTISEMENT
“Bila harga saat itu lebih murah dibandingkan nilai wajarnya, bisa dikatakan emiten ini mempunyai valuasi yang murah atau sedang diskon. Inilah yang kita cari agar kita mendapatkan saham-saham yang berpotensi multibagger. Bisa menghasilkan cuan 100 persen ke atas,” ujarnya.
Strategi inilah yang kemudian diadopsi oleh Lo Kheng Hong, investor kawakan atau yang sering disebut sebagai Warrent Buffet-nya Indonesia. Dalam strategi value investing ala LKH, juga terdapat tiga tahapan untuk menemukan saham yang ‘wonderful’.
Pertana cari saham yang fundamentalnya bagus. Kedua, pastikan current equity lebih besar dari current liability. Artinya modal lancar harus lebih besar dari utang lancar. Ketiga, dept to equity ratio (DER) di bawah 100 persen. Ini merupakan perbandingan utang dengan modal. Sehingga utang harus lebih kecil dari modal.
ADVERTISEMENT
“Menurut Lo Kheng Hong, value investing adalah strategi investasi untuk menemukan perusahaan yang wonderful dengan PER yang kecil, EPS yang bertumbuh konsisten dan harga sahamnya di bawah intrinsik,” ujar Suryadi.
Ini artinya perusahaan harus memiliki performa fundamental yang sangat kuat serta mencatatkan pendapatan dan laba bersih yang bertumbuh secara konsisten.
Lalu bagaimana cara memilih perusahaan yang wonderful menurut LKH? Pertama, teliti perusahaannya sebelum membeli saham. Kedua pilih perusahaan berteknologi rendah sebab mereka tidak punya biaya maintenance yang tinggi untuk merawat alat-alat canggih.
“Perusahaan berteknologi tinggi ini LKH mencontohkan Indosat. Menurut beliau, Indosat adalah saham berteknologi tinggi tapi tidak menguntungkan. Karena mempunyai capex dan opex yang sangat besar. Jadi pengeluaran capex sangat tinggi. Untuk beli satelit, maintenance sangat mahal. Investasi sangat mahal,” ujarnya.
Ilustrasi bermain saham. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Alih-alih mengoleksi saham yang demikian, LKH lebih menyarankan agar investor mengoleksi saham perusahaan berteknologi rendah dan menghasilkan keuntungan yang konsisten. Ketiga, LKH juga menyarankan investor memilih emiten dengan manajemen yang bagus. Sehingga perseroan dikelola secara profesional, berintegritas dan kompeten.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana melihat fundamental? Pertama, earning per share atau laba per saham bertumbuh secara konsisten. Kedua, price earning ratio yang sekecil mungkin. Ini menandakan perusahaan menguntungkan. Ketiga, harga saham di bawah nilai intrisik atau sedang diskon.
Menurut Suryadi, strategi ini telah terbukti berhasil membuat Lo Kheng Hong mendulang cuan bahkan saat krisis moneter 1998 silam. Lo diketahui pertama kali investasi di pasar modal pada 1993 dan membeli saham PT Rig Tenders Tbk (RIGS). Saat itu saham RIGS dibeli Lo di harga Rp 800 per saham. Selang setahun, harga saham RIGS naik ke level Rp 1.350 per saham. Sehingga Lo meraup cuan 68 persen.
Pada saat krismon 1998, Lo juga justru berinvestasi di saham. Kali itu Lo membeli saham PT United Tractor Tbk (UNTR) di harga Rp 250 per saham. Lo memilih hold saham UNTR hingga tahun 2004. Kemudian menjualnya di posisi Rp 15.000 per saham. Dari investasi ini Lo cuan 5.900 persen.
ADVERTISEMENT
Pada medio 2005, Lo juga membeli saham PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI) di harga Rp 250 per saham. “Dalam jangka waktu 6 tahun atau di tahun 2011, saham MBAI dijual pada harga Rp 31.500 per lembar sehingga Pak Lo untung 12.500 persen,” ujarnya.