news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bisa Cuan Rp 29 Miliar Karena Sahamnya Diincar Orang, Investor Ini Pilih Hold

14 Januari 2021 6:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lo Kheng Hong di Acara Capital Market Summit and Expo di Jakarta Convention Center, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lo Kheng Hong di Acara Capital Market Summit and Expo di Jakarta Convention Center, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Cuan alias untung jadi idaman setiap investor. Jika saham koleksi kita diincar investor lain hingga bisa cuan miliaran rupiah, tentulah kita akan bergegas menjualnya. Tapi tidak demikian dengan Lo Kheng Hong, investor saham perorangan yang banyak mengoleksi emiten di Bursa Efek Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satu saham koleksi Lo Kheng Hong adalah GJTL alias PT Gajah Tunggal Tbk. Emiten produsen ban nasional itu, pada Jumat (8/1) pekan lalu harga sahamnya melesat hingga 25 persen hingga mencapai level Rp 825 per saham. Bahkan jika dihitung dalam sepekan terakhir, harga saham GJTL kenaikannya mencapai 25,95.
Posisi harga terbaru saham GJTL itu, naik Rp 165 dibandingkan saat Lo Kheng Hong membelinya. Kenaikan harga itu memikat investor, hingga ada yang mengincar sampai 1,2 juta lot. Kalau saja Lo Kheng Hong mau melepas saham GJTL miliknya, dia bisa meraup laba alias cuan hingga Rp 29 miliar.
"Jumat harga saham GJTL naik Rp 165. Saya punya 176 juta lembar, sehari dikasih cuan Rp 29 miliar. Saya tidak ambil, padahal ada yang pasang beli 1.274.226 lot," tulisnya melalui aplikasi pesan singkat.
Pabrik ban PT Gajah Tunggal. Foto: PT Gajah Tunggal Tbk
Lo Kheng Hong yang kerap dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia, memang seorang investor sejati. Tidak buru-buru menjual saham koleksinya, meski harganya mulai merangkak naik. Dia menganut prinsip berinvestasi di waktu yang buruk, seperti saat pandemi ini. Yakni ketika harga-harga saham berada di bawah nilai riil yang mencerminkan kondisi fundamentalnya.
ADVERTISEMENT
Saham-saham yang jadi buruannya adalah yang dia sebut 'saham salah harga', termasuk Gajah Tunggal. Dalam hitungannya, nilai buku saham GJTL ada di Rp 1.782, sementara di pasar saat dia beli cuma berkisar Rp 300.
Padahal PT Gajah Tunggal Tbk yang dikelola keluarga Sjamsul Nursalim itu, merupakan pabrik ban terbesar di Asia Tenggara. Nilai penjualannya sepanjang 9 bulan 2020 mencapai Rp 9,6 triliun.
Masuknya Lo Kheng Hong ke GJTL terus memicu sentimen positif ke harga saham tersebut. Pada perdagangan Rabu (13/1), harganya masih terus bergerak naik 0,56 persen atau 5 poin dan ditutup di harga Rp 895, posisi masih di bawah nilai bukunya. Mau beli?