Ramai-ramai Bantah Tom Lembong soal IKN hingga Nikel

28 Januari 2024 6:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
Co-Captain Timnas AMIN, Thomas Lembong, dalam program Info A1 kumparan di kantor kumparan, Jakarta, Kamis (14/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Co-Captain Timnas AMIN, Thomas Lembong, dalam program Info A1 kumparan di kantor kumparan, Jakarta, Kamis (14/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin oleh Presiden Jokowi membantah omongan Thomas Lembong alias Tom Lembong soal IKN dan hilirisasi.
ADVERTISEMENT
Tom Lembong merupakan eks Menteri Perdagangan di era pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama, serta eks Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Kini dirinya menjadi Co Captain Timnas Anies-Cak Imin (AMIN).

Luhut Jawab Kritik Tom Lembong

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terang-terangan mengkritik Tom Lembong. Pertama, soal pernyataan produksi Tesla di China tidak memakai nikel sebagai bahan baku kendaraan listrik.
Luhut membantah Tesla sudah tidak menggunakan nikel dan 100 persen menggunakan lithium ferro phosphate (LFP) untuk mobil listrik. Perusahaan mobil listrik milik Elon Musk itu, kata dia, masih menggunakan nikel untuk baterai kendaraan listriknya.
“Tidak benar pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100 persen LFP atau lithium ferro phosphate untuk mobil listriknya. Mereka masih tetap gunakan nickel based baterai. Jadi seperti suplai nickel based baterai itu dilakukan oleh LG Korea Selatan untuk model mobil listrik yang diproduksi Tesla di Shanghai,” ujar Luhut.
ADVERTISEMENT
Kemudian soal kritik Tom Lembong yang menyebut harga nikel ambles, Luhut mengingatkan bagaimana tren harga nikel dalam 10 tahun. "Anda kan pebisnis juga. Kan siklus dari komoditi itu kan naik turun, apakah itu batu bara, nikel, timah atau emas, apa saja," tegas Luhut.
Luhut mencatat, dalam 10 tahun terakhir ini harga nikel dunia di kisaran USD 15.000, bahkan pada periode 2014-2019 ketika Indonesia mulai mencanangkan hilirisasi harga nikel hanya sekitar USD 12.000.
"Jadi saya tidak mengerti bagaimana Tom Lembong memberikan statement seperti ini. Bagaimana Anda memberikan advice bohong calon pemimpin yang anda dukung. saya sedih lihat ada," kata Luhut.
"Artinya intelektualitas Anda itu menurut saya jadi saya ragukan. Oke mungkin Anda betul seorang intelektual, tapi karakter Anda itu menurut saya tidak bagus," tambahnya.
ADVERTISEMENT

Bahlil Sebut Halusinasi Tom Lembong Tinggi

Tidak hanya Luhut, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia juga menyerang Tom Lembong. Dia pamer telah menyelesaikan Rp 558,7 triliun investasi mangkrak yang ditinggalkan Tom Lembong semasa dia menjabat sebagai Kepala BKPM.
"Saya masuk BKPM Oktober 2019, saya diwariskan pemimpin terdahulu saya investasi mangkrak Rp 708 triliun. Rp 708 triliun saya diwariskan investasi mangkrak. Dan Alhamdulillah dalam kurun waktu tak lebih dari 3 tahun investasi mangkrak tersebut mampu kami eksekusi sebesar Rp 558,7 triliun atau 78,9 persen," kata Bahlil.
Bahlil membandingkan tangan dinginnya menyelesaikan investasi mangkrak dibanding saat BKPM dipimpin Tom Lembong. Lulusan STIE Port Numbay Jayapura itu juga menyindir kampus tempat Tom Lembong menimba ilmu.
ADVERTISEMENT
"Ini mangkrak 4 tahun 5 tahun. Pemimpin saya terdahulu enggak bisa menyelesaikan ini. Karena memang ilmu lapangan tidak ada sekolahnya di Harvard. Apalagi menyelesaikan masalah pemain-pemain lapangan," kata Bahlil.
Selain itu, Bahlil juga merespons Tom Lembong yang vokal mengkritik pembangunan IKN. Menurut dia, halusinasi Tom Lembong sangat tinggi.
"Sahabat saya ini kadang-kadang halusinasinya tingkat tinggi. Pertama saya katakan bahwa total rancangan investasi di IKN itu kurang lebih Rp 500 triliun. Di mana kebijakan negara 20 persen dari APBN. Berapa 20 persen, kalau itu Rp 500 triliun berarti Rp 100 triliun. Kalau Rp 400 triliun berarti Rp 80 triliun," tuturnya.
Bahlil mengatakan investasi sebesar itu tidak sekaligus langsung diguyur ke IKN. Paling tidak butuh waktu 10-20 tahun paling cepat untuk merealisasikan semuanya. Sementara, untuk menjawab kritik soal realisasi investasi di IKN, Bahlil mengatakan hal itu bisa dicek sendiri progres pembangunan di IKN sekarang.
ADVERTISEMENT
"Teman-teman bisa cek. Bangun hotel itu bukan dibangun pemerintah. Rumah sakit itu bukan dibangun pemerintah. Itu semua investor. Tempat olahraga, taman, itu semua swasta. Dan tahap pertama, itu kluster pertama. Itu disebut ring satu," kata Bahlil.