Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Rancangan Aturan Mobil Listrik Selesai, Kok Belum Diteken Jokowi?
21 Agustus 2018 19:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) untuk mendorong pengembangan mobil listrik telah diselesaikan sejak awal tahun ini. Tapi sudah 8 bulan berlalu, Perpres tersebut belum juga ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Ignasius Jonan menuturkan, ia sudah menyerahkan rancangan Perpres tersebut. Namun ia tak tahu sampai di mana kini rancangan beleid mobil listrik.
"Kalau dari kami, ini Perpres-nya sudah selesai. Jadi tolong tanya di Pak Seskab, atau Mensesneg, sampai di mana Perpres-nya," kata Jonan saat berbincang dengan kumparan, Selasa (14/8).
Jonan mengaku tak tahu mengapa Perpres mobil listrik belum terbit. Kemungkinan ada ganjalan dari negara produsen otomotif yang tak ingin Indonesia langsung mengembangkan mobil listrik.
"Saya enggak tahu. Kalau menurut saya, mungkin ada negara produsen otomotif yang inginnya masuk mobil hybrid dulu. Hybrid ini sudah ketinggalan, menurut saya sudah ketinggalan. Waktu mengembangkan mobil hybrid, orang sudah quantum leap ke mobil listrik," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Jonan berpendapat, sebaiknya Indonesia langsung fokus ke mobil listrik saja, tak perlu mengembangkan mobil hybrid terlebih dahulu. Tak perlu khawatir soal kesiapan infrastruktur untuk mobil listrik.
"Infrastruktur siap saja. Menurut saya ini penting, kalau mau mengurangi konsumsi BBM, yang kebanyakan adalah kendaraan bermotor, ya mobil listrik. Enggak usah ke hybrid. Solar itu dua pertiga dikonsumsi kendaraan bermotor. Lainnya baru industri dan PLN. Bensin 90 persen penggunanya kendaraan bermotor," paparnya.
Menurut Jonan, jika ada yang ingin menjual mobil hybrid di Indonesia, tak perlu menghalang-halangi mobil listrik. Biarkan saja mobil hybrid berkompetisi dengan mobil listrik.
"Mobil hybrid mau bersaing silakan, dikasih platform yang fair, ada hybrid ada mobil listrik. Enggak usah ketakutan nanti hilang ini itu. Sekarang saya tanya, hybrid itu di Amerika jalan enggak? Jalan. Mobil listrik jalan enggak? Jalan. Makanya jangan maunya mobil hybrid dulu baru mobil listrik, kok malah kita enggak mau mengikuti yang lebih maju?" ucapnya.
ADVERTISEMENT
Pengembangan mobil listrik ini sangat penting demi ketahanan energi nasional. Dengan makin masifnya penggunaan mobil listrik, impor minyak dan BBM dapat ditekan. Indonesia tak terus-menerus bergantung pada sumber energi impor.
"Kalau tentang ketahanan energi nasional, itu mobil listrik, that's the only way. Tidak bisa tidak. Energi primer untuk listrik bisa dari domestik semua," tutupnya.