Raup Cuan Lewat Afiliator: Modal Kuota, Rupiah Bisa Bertambah

10 November 2024 10:39 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Belanja Online. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Belanja Online. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Imma tak perlu repot-repot memproduksi barang sendiri untuk dijual ke pasaran. Dia hanya fokus menjajakan produk milik orang lain melalui akun media sosial pribadinya. Setelah itu, cuan tambahan akan masuk ke kantong Imma.
ADVERTISEMENT
Sebagai afiliator, Imma mendapatkan penghasilan tambahan dari upaya membantu menjual produk milik orang lain. Komisi yang didapatkannya berbeda-beda dari setiap penjualan yang terjadi.
Imma baru mulai aktif menjadi afiliator atau orang yang mempromosikan produk kepada orang lain di internet sejak awal 2024. Dia tertarik bergabung setelah melihat temannya yang lebih dulu menjadi afiliator di salah satu marketplace.
"Temenku udah duluan gitu. Terus abis itu dia nge-record referral, daftarin aku gitulah ya gitu. Dia lewat agensi. Dia pakai agensi dulu, di awal-awal itu. Supaya kalau dulu itu komisinya Shopee itu kalau enggak agensi itu enggak gede. Jadi kayak setaranya di 5 persen, 3 persen gitu," ujar Imma saat berbincang dengan kumparan, Sabtu (9/11).
ADVERTISEMENT
"Sedangkan kalau kita ikut agensi itu di kisaran 10 persen up gitu. Akhirnya daftar agensi," tambahnya.
Shopee memang menyediakan program afiliasi yang memungkinkan pengguna mendapatkan komisi dari setiap pembelian yang dilakukan melalui link yang dibagikan.
Sebelum memutuskan mendaftar menjadi afiliator baik secara mandiri maupun lewat agensi, harus dipastikan dulu berapa jumlah pengikut di media sosial yang dimiliki sebagai salah satu syarat. Imma saat awal mendaftar dulu syarat minimalnya harus mempunyai setidaknya 2 ribu follower di TikTok.
"Jadi harus (follower). Karena kan sistem itu sama kayak freelancer gitu ya. Kurang lebih kan miripnya kayak gitu. Jadi kan untuk orang mau bergerak membeli berarti kan kita harus ada kenalan banyak orang juga kayak gitu," terang Imma.
ADVERTISEMENT
Imma menjelaskan sistem di affiliate tersebut ada yang membagikan link produk, video produk, dan live shopping. Komisi yang didapatkan bisa berbeda dari setiap aktivitas yang dilakukan saat mempromosikan sebuah produk.
Tak hanya itu, para afiliator juga harus bisa membuat video secara mandiri dengan kualitas yang sudah ditentukan. Imma selama ini banyak mempromosikan produk fesyen dan skincare.
"Nah kebetulan kalau aku lebih aktif di live shopping-nya. Jadi karena live shopping itu secara komisi dia lebih. Gitu kan. Dan daripada share link ataupun video," ungkap Imma.
Imma tidak begitu mempermasalahkan berapa penghasilannya saat menjadi afiliator. Sebab, ia saat ini juga masih bekerja dan mendapatkan penghasilan tetap.
Namun, ia tidak menampik kalau komisi yang didapatkan sebagai afiliator bisa saja lebih besar dari pendapatan bulanan dari pekerjaan tetap.
ADVERTISEMENT
"Aku per tahun ini tuh aku udah dapet di kisaran masih kecil Rp 4,3 juta. Kalau teman-teman yang lain itu sudah di 3 digit lebih malah. Ini bener. Jadi per akhir tahun lalu aja, Desember-an itu teman-temanku yang sudah aktif dulu itu 2 digit, 3 digit itu sudah banyak banget," ungkap Imma.
"Jadi kalau teman-temanku yang lain itu malah sudah beli banyak-banyak barang dari affiliate itu. Soalnya kan mereka dapetnya hype-hype-nya. Belum semua orang affiliate sekarang," tambahnya.
Ilustrasi Belanja Online. Foto: Shutterstock
Selain Imma, ada Ditta. Wanita asal Bandung ini telah menjadi afiliator selama lebih dari dua tahun. Awalnya, Ditta tahu program itu dari temannya dan langsung tertarik bergabung. Dalam sebulan, Ditta minimal mendapat tambahan penghasilan sampai Rp 500 ribu.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa produk yang Ditta promosikan melalui sosial medianya, seperti baju, perlengkapan rumah tangga, dan peralatan bayi. Ditta mempromosikan produk-produk tersebut melaui fitur Instagram story. Promosi yang dilakukan Ditta ini bertahap seperti dimulai berupa foto atau video produk dan mengunggah di Instagram pribadinya.
Biasanya, Ditta mempromosikan produk tersebut setelah membeli produknya. Ditta juga biasa mempromosikan produk yang ada tanda Star-nya atau yang disebut Shopee Star. Shopee Star adalah bentuk penghargaan dari Shopee bagi para seller yang aktif memberikan pelayanan terbaik kepada semua pelanggannya.
Setalah itu, mulai banyak teman-teman Ditta yang bertanya di mana beli produk yang dipakainya. Lalu, Ditta memberikan link produk tersebut kepada teman-temannya yang ingin membeli produk tersebut. Ditta juga pernah membantu mempromosikan produk susu ibu menyusui melalui Shopee Video.
ADVERTISEMENT
Berkat konsistensinya, dia sempat bekerja sama dengan salah satu brand baju dan diangkat jadi host live dari brand tersebut. Tak hanya itu, Ditta juga pernah diminta menjadi afiliator oleh salah brand susu untuk ibu menyusui. Dia tertarik dan sepakat bekerja sama dengan brand susu tersebut.
"Aku ngerasain banget benefit-nya dari kerja sama itu, jadi karena dia juga ngerasa terbantu dari afiliasi yang aku lakuin ini, jadi akhirnya perpanjang sampai (kontrak) kurang lebih jadi 2 tahun," kata Ditta.
Ditta mengaku pada tahun pertamanya sebagai afiliator rutin mempromosikan produk dari berbagai brand melalui Instagramnya. Apalagi jika ada brand yang mengajaknya kerja sama. Untuk saat ini, Ditta hanya mempromosikan produk dari berbagai brand minimal dua kali dalam seminggu.
Ilustrasi Belanja Online. Foto: Shutterstock
Della juga merasakan hal yang sama dengan yang dirasakan Imma dan Ditta. Della tertarik menjadi afiliator untuk mendapatkan penghasilan tambahan yang mudah dan tidak mengeluarkan modal. Apalagi, pendaftaran anggotanya cukup mudah dan tidak banyak tuntutan dari pihak marketplace.
ADVERTISEMENT
Della telah menjadi afiliator selama dua tahun. Selama ini, Della mempromosikan barang-barang rumah tangga dan kebutuhan anak. Della mempromosikan produk tersebut dengan membagikan link produk itu di media sosialnya. Rata-rata yang Della promosikan merupakan barang yang telah dibeli sebelumnya.
Della mengaku belum siap mempromosikan produk secara live. Salah satunya karena bisa kena denda jika ada anak kecil masuk ke dalam live tersebut. Sementara Della sendiri telah memiliki satu anak.
"Aku punya anak kecil, kalau live itu kan nggak boleh ada anak kecil yang masuk, yang inframe gitu kan, karena nanti itu bisa kena denda gitu," ujar Della.
Selama dua tahun menjadi afiliator di Shopee, Della mengaku telah meraup komisi menyentuh angka jutaan. Dia menuturkan pihak marketplace akan memberikan benefit jika afiliatornya berkinerja baik, seperti dengan free sample.
ADVERTISEMENT
"Semakin kita sering share video, semakin sering kita nge-share linknya, makin banyak juga kliknya, makin banyak juga yang belanja dari link kita, itu juga ngaruh ke pendapatan kita nanti, jadi nanti komisinya akan semakin banyak, kalau semakin banyak yang klik, dan semakin banyak yang belanja lewat link yang kita share itu," tutur Della.
Berbagai produk yang dipromosikan oleh Imma, Ditta, dan Della memang banyak dan banyak dibeli di marketplace. Berdasarkan data Asosiasi E-Commerce Indonesia atau Indonesian E-Commerce Association (idEA), pakaian fesyen dan olahraga, perawatan diri, serta kosmetik menjadi 3 kategori paling banyak dibeli selama Harbolnas 2023.
Pakaian mode dan olahraga tercatat sebesar 70 persen, perawatan pribadi 60 persen, kosmetika 50 persen, pembayaran tagihan/isi ulang 45 persen.
ADVERTISEMENT
Kemudian, makanan dan minuman 43 persen, kebutuhan sehari-hari 41 persen, teknologi dan gadget 36 persen. Selanjutnya, produk elektronik 35 persen, travel 19 persen, hiburan 17 persen, buku dan alat tulis 15 persen.
Total penjualan produk pada Harbolnas 2023 mencapai Rp 25,7 triliun. Angka ini meningkat Rp 2,9 triliun dibandingkan dengan pencapaian penjualan pada Harbolnas 2022.

Berdampak Positif Juga ke Pengusaha

Firman Kurniawan, Pakar Komunikasi Digital UI. Foto: Dok.Pribadi/Firman Kurniawan
Pakar Komunikasi Digital Universitas Indonesia, Firman Kurniawan, mengungkapkan tren afiliator di marketplace semakin meningkat seiring dengan berkembangnya pemasaran barang atau jasa melalui digital. Pelaku usaha saat ini lebih memilih memasarkan produk melalui marketplace karena tidak mengeluarkan biaya.
Apalagi saat ini di marketplace ada fasilitas untuk mempromosikan barang atau jasa melalui program afiliasi. Tentu ini membantu pelaku usaha menjual produk atau jasanya lebih luas lagi.
ADVERTISEMENT
"Nah ini kemudian menciptakan supaya produknya terpromosi. Terpromosi kan artinya komunikasinya terangkat, terpromosikan. Maka ada peran-peran orang yang bisa dilibatkan, nah inilah afiliator. Jadi dengan semakin banyaknya produk yang dijual maka otomatis afiliator juga jumlahnya bertambah. Trennya akan naik terus," kata Firman kepada kumparan, dikutip pada Sabtu (9/11).
Menurut Firman, afiliator di marketplace bisa menjadi tambahan penghasilan. Cara kerjanya juga sangat mudah, bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Terlebih, afiliator di marketplace tidak memerlukan modal, sehingga memberikan ruang untuk memperoleh penghasilan tambahan.
"Mungkin yang dikeluarkan oleh afiliator kan biaya kuota aja ya, biaya kuota kemudian mungkin mengkompensasi waktu yang mungkin daripada nganggur, dia dapat 3 sampai 10 persen kali sekian produk yang kalau dia pasarkan dengan intens itu akan mendapatkan return, akan mendapatkan keuntungan," kata Firman.
ADVERTISEMENT
Namun, Firman mengingatkan produk yang dipromosikan harus yang legal. Sebab, saat ini banyak sekali di marketplace memasarkan produk ilegal, seperti yang berhubungan dengan judi online.