Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Belum lama ini, pemerintah resmi mengumumkan harga kenaikan BBM subsidi. Jenis Pertalite yang sebelumnya dijual Rp 7.650 per liter, kini menjadi Rp 10.000 per liter. Sementara untuk Pertamax yang semula Rp 12.500-Rp 13.000 per liter, kini naik menjadi Rp 14.500 per liter. Sedangkan solar kini dijual seharga Rp 6.800 dari harga sebelumnya Rp 5.150 per liter.
ADVERTISEMENT
Kenaikan harga BBM ini bukan kali pertama di masa kepemimpinan Presiden Jokowi . Selama dua periode kepemimpinan, setidaknya Jokowi telah mengubah harga BBM sebanyak 6 kali.
Pada 2014, Jokowi menaikkan harga BBM dengan alasan minimnya anggaran infrastruktur dan kesehatan. Menurutnya, negara membutuhkan anggaran untuk infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Namun, anggaran tersebut tak tersedia lantaran dihamburkan untuk subsidi BBM.
Jokowi kembali mengubah harga BBM pada 2015. Di tahun itu, Jokowi secara berkali-kali menaikturunkan harga BBM, hingga akhirnya naik lagi secara signifikan. Hal ini dilakukan dengan alasan mempertimbangkan dinamika mutakhir harga minyak dunia dan perekonomian nasional.
Menilik tahun-tahun naiknya harga BBM di era kepemimpinan Jokowi, apakah Jokowi merupakan satu-satunya presiden yang paling sering menaikkan harga BBM?
ADVERTISEMENT
Fluktuasi Harga BBM Masa Jokowi
Setelah 2014 dan 2015, Jokowi kembali menurunkan harga BBM pada awal tahun 2016. Harga BBM jenis Premium saat itu turun dari Rp 7.300 menjadi Rp 6.950 per liter. Sementara harga solar turun dari Rp 6.700 menjadi Rp 5.650 per liter. Tiga bulan setelahnya, yakni 1 April 2016, harga Premium dan Solar kembali turun.
Perlu diketahui juga, pada masa Jokowi lah Pertalite pertama kali muncul, yakni pada 24 Juli 2015. Saat itu, uji pasar terbatas di lakukan di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Harga jual Pertalite pertama kali sebesar Rp 8.400 per liter.
Jokowi kembali menaikkan harga BBM pada 2018. Saat itu Pertalite naik sebanyak dua kali. 20 Januari 2018, pertalite naik menjadi Rp 7.600 per liter, lalu kembali naik menjadi Rp 7.800 per liter pada 24 Maret 2018.
ADVERTISEMENT
Awal pemerintahan Jokowi pada periode kedua, harga Pertalite turun pada Januari 2019. Jokowi menurunkannya menjadi Rp 7.650 per liter.
Sebelum 3 September 2022 lalu, Jokowi juga telah menaikkan BBM lebih dulu pada 1 April 2022. Ia menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax . Angkanya naik cukup signifikan, dari Rp 9.000 menjadi Rp 12.500-13.000 per liter.
Era Sukarno
Kenaikan serta penurunan harga BBM pernah terjadi di setiap masa pemerintahan.
Pertama kali mengalami kenaikan yakni pada masa Sukarno . Ia menaikkan harga sebanyak 3 kali. Pada 22 November 1965, Sukarno menaikkan harga jenis Premium menjadi Rp 0,3 dan Solar menjadi Rp 0,2.
Berselang dua bulan kemudian, tepatnya pada 3 Januari 1966, pemerintah kembali menaikkan harga Premium dan Solar masing-masing menjadi Rp 1 dan Rp 0,2. Tak lama kemudian, pada 27 Januari 1966, pemerintah melakukan penyesuaian harga Premium dan menurunkannya menjadi Rp 0,5. Sedangkan Solar malah naik menjadi Rp 0,4. Kenaikan harga di era ini sebesar 66 persen.
ADVERTISEMENT
Era Soeharto
Kenaikan juga dilakukan pada era pemerintahan Soeharto , yakni sebanyak 3 kali. Diawali pada 1980, harga BBM Premium naik menjadi Rp 150 per liter dan Solar Rp 52,5. Lalu pada 1993, Premium naik menjadi Rp 700 per liter, sedangkan Solar naik jadi Rp 380. Hingga pada 1998, Premium naik menjadi Rp 1.200 dan Solar Rp 600. Pada masa pemerintahan Soeharto, harga BBM naik 7 kali lipat atau setara 700%.
Era BJ Habibie
Berbeda dengan masa pemerintahan yang lain, masa kepresidenan BJ Habibie justru tak ada kenaikan, melainkan penurunan harga. Presiden Habibie menurunkan harga BBM Premium yang semula Rp 1.200 menjadi Rp 1.000 per liter. Penurunan harga tersebut sebesar 16 persen.
ADVERTISEMENT
Hal ini diduga karena adanya penurunan harga minyak dunia. Pada Januari 1998, harganya tercatat USD 31,25 per barel. Lalu turun menjadi USD 27,66 per barel pada Mei 1998.
Era Gus Dur
Di masa kepemimpinan Gus Dur , harga BBM kembali melonjak pada 1 Oktober 2000 menjadi Rp 1.150 per liter untuk jenis Premium dan Rp 600 untuk Solar. Kemudian 1 Juli 2001 Premium naik Rp 1.450 sedangkan Solar Rp 1.250. Kenaikan di era Gus Dur ini terhitung sebesar 26 persen.
Pada era Gus Dur juga BBM jenis Pertamax pertama kali dihadirkan. Dikutip dari situs resmi Pertamina, Pertamax pertama kali diluncurkan pada 10 Desember 1999. Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 21 tahun 2018, Pertamax menjadi jenis BBM yang harga jualnya ditentukan oleh badan usaha.
ADVERTISEMENT
Era Megawati
Setelah Gus Dur, kenaikan harga BBM juga dilakukan oleh Megawati sebanyak 2 kali. Pertama terjadi pada 2002, dari harga Rp 1.450 menjadi Rp 1.550 per liter. Kemudian di awal Januari 2003, naik menjadi Rp 1.810 per liter. Kenaikan ini sebesar 24 persen.
ADVERTISEMENT
Era SBY
Sementara untuk masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono , kenaikan dan penurunan harga terjadi sebanyak 4 kali. Tahun 2005 naik jadi Rp 2.400 sampai Rp 4.500, hingga di tahun 2008 kenaikan harga mencapai angka Rp 6.000.
Kemudian pada 2008 terjadi penurunan harga menjadi Rp 5.000 sampai Rp 5.500. Di tahun 2009, harga BBM kembali turun di angka Rp 4.500. Lalu kembali naik pada 2013, menyentuh angka Rp 6.500 per liter. Di masa SBY ini, kenaikan terjadi sebesar 44 persen.
ADVERTISEMENT
Kenaikan harga BBM terus terjadi hingga masa kepemimpinan Jokowi. Di masanya, kenaikan terjadi sebesar 6 persen. Kenaikan kali ini lantaran anggaran subsidi dan kompensasi BBM dalam APBN 2022 telah meningkat tiga kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502 triliun.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani , naiknya harga BBM karena harga minyak yang terus melonjak sejak awal tahun meski dalam sebulan terakhir terus turun. Inflasi dan nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS juga berpengaruh.
Reporter: Cut Salma