Resmikan Lab Indonesia-China, Luhut: ITB Harus Jadi Research University

28 Agustus 2024 13:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berjalan masuk saat tiba untuk menghadiri sidang tahunan DPR dan MPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). Foto: Dok. DPR
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berjalan masuk saat tiba untuk menghadiri sidang tahunan DPR dan MPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). Foto: Dok. DPR
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut Institut Teknologi Bandung (ITB) harus menjadi universitas yang berfokus pada riset. Ia meminta perguruan tinggi yang diresmikan pada tahun 1959 itu agar tidak hanya menjadi lembaga pendidikan saja.
ADVERTISEMENT
“Tapi harus menjadi research center,” kata Luhut dalam peresmian China-Indonesia Joint Research Laboratory For New Energy and Metallurgical Engineering Technology di ITB, Bandung pada Rabu (28/8).
Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 Sinovac dosis kedua sebelum disuntikan ke tenaga kesehatan saat Gebyar Vaksin COVID-19 di ITB, Bandung. Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
ITB menjadi tempat laboratorium bersama untuk penelitian soal bahan energi baru dan teknologi. Beberapa pihak yang terlibat adalah ITB, Central South University (CSU) China dan Gem Co., Ltd yang merupakan perusahaan energi terbarukan asal China.
Melansir laman resmi ITB, Joint Research Laboratory ini dapat mendukung penelitian multidisiplin di bidang material energi baru, mulai dari tahapan awal hingga produksi material inovatif. Kemudian Laboratorium Bersama ini dapat mendorong juga hilirisasi dan menjadi salah satu kontribusi ITB dalam pengembangan industri berbasis sumber daya mineral dalam negeri.
Setelah diresmikan, Luhut menjelaskan beberapa tantangan yang ia berikan ada ITB. Beberapa tantangan tersebut adalah riset mengenai kebijakan industri sampai ITB sebagai research university.
ADVERTISEMENT
“Jadi PR-nya satu mengenai industry policy, yang kedua apa saja yang nanti kita buat dari 8,8 juta and I promise you kalau anda bikin dua minggu datang kita segera buat aturan mengenai itu, kita nggak pernah berlama-lama karena kami sudah tau juga ini bukan tidak tau, bukan dari nol. Jadi kalau Anda datang kita lihat apa yang bisa kita collaboration kan, yang ketiga tadi saya sampaikan ITB ini biar jadi research university,” lanjut Luhut.
Selain menggaet China, ke depan Luhut juga menyampaikan dirinya akan mengajak Amerika untuk turut serta dalam penelitian bersama. Dalam hal ini Luhut menyebut ia akan menawarkan riset bersama pada CEO Tesla, Elon Musk.
“Dan saya ajak nanti teman-teman dari Amerika juga untuk bisa bergabung juga. Minggu depan saya ke Amerika, saya akan bawa pikiran ini ke beberapa teman di Amerika. Saya berencana kalau tidak ada halangan saya akan bertemu Elon Musk tanggal 20, tanggal 20 saya akan saya offer juga untuk dia ikut research ini. Karena dia saya lihat, dia teman baik dan dia saya pikir akan consider mengenai research ini,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT