RI Bakal Punya Smelter Titanium Pertama Berkapasitas 100 Metrik Ton per Hari

9 Desember 2023 11:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Smelter  Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Smelter Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Indonesia akan memiliki smelter titanium pertama dengan kapasitas produksi 100 metrik ton per hari. Pembangunan smelter tersebut dilakukan oleh PT Bersahaja Berkat Sahabat Jaya dengan nilai investasi Rp 1,3 triliun, dibangun di Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung. Kini pembangunannya sudah 75 persen.
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan, dengan dibangunnya smelter tersebut, Indonesia dapat meningkatkan nilai tambah dalam industri ini.
“Adanya smelter titanium dengan bahan baku Ilmenite ini tentunya akan dapat meningkatkan nilai tambah dari bijih mineral dan menciptakan lapangan kerja di sektor industri hilirisasi, terutama di sektor industri yang memanfaatkan titanium seperti industri alat-alat kesehatan, pesawat terbang, pesawat luar angkasa, dan peralatan militer,” kata dia dalam rilis resmi, dikutip Sabtu (9/12).
Smelter tersebut akan mengolah ilmenite menjadi produk titanium slag. Ilmenite merupakan salah satu sumber unsur titanium (Ti) yang dibutuhkan untuk membuat berbagai paduan performa tinggi.
Ilmenite terbentuk sebagai mineral utama dalam batuan beku mafik, terkonsentrasi dalam suatu lapisan dan ditemukan sebagai limbah dari pertambangan timah atau pertambangan pasir zirconium.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar ilmenite yang ditambang di seluruh dunia digunakan untuk menghasilkan titanium dioksida (Ti02), pigmen, kapur putih, dan polishing abrasif.
Menperin Agus Gumiwang. Foto: Dok. Kemenperin
Menperin mengatakan smelter titanium pertama di Indonesia ini juga akan mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan nilai tambah dalam rantai pasok industri.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat industri logam dasar merupakan salah satu sektor unggulan penggerak utama pertumbuhan industri pengolahan nasional, dengan capaian kontribusi sebesar 10,86 persen yoy pada triwulan III tahun 2023.
Selama triwulan III-2023, pertumbuhan ekspor produk industri logam mengalami ekspansi sebesar 1,72 persen yoy, dan pertumbuhan impor produk industri logam mengalami penurunan atau kontraksi sebesar 24,97 persen yoy, sehingga neraca perdagangan industri logam dasar mengalami surplus sebesar USD 5,6 miliar.
ADVERTISEMENT
“Kabar baik dari sektor industri ini, juga turut andil karena adanya pembangunan industri smelter seiring dengan program hilirisasi yang diharapkan dapat memberikan penyediaan bahan baku yang beragam serta dalam jumlah yang cukup. Sehingga dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan sektor industri lainnya,” ujarnya.