RI Butuh Investasi Rp 298 T untuk Bangun Smelter hingga 2024

1 Maret 2023 13:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartanto. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartanto. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Total dana yang dibutuhkan Indonesia dalam pembangunan dan investasi smelter hasil tambang hingga 2024 nanti sebesar USD 19,55 miliar atau sekitar Rp 298 triliun (kurs Rp 15.250 per dolar AS). Hal tersebut tertera di paparan Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat pembukaan Raker Kementerian Perdagangan Tahun 2023, Rabu (1/3).
ADVERTISEMENT
"Kita terus mendorong ekspor termasuk hilirisasi, dan hilirisasi akan terus dilanjutkan tidak hanya berhenti di nikel, namun juga timah, tembaga dan bauksit. Dan kita punya potensi silika yang besar sehingga industri kaca dan solar panel bisa di dorong dalam hilirisasi tersebut," kata Airlangga.
Dalam paparannya, tertera pembangunan smelter nikel hingga 2024 nanti akan ada sebanyak 30 dengan total investasi sebesar USD 7,61 miliar. Sementara hingga Oktober 2022, smelter existing masih 11 dengan realisasi investasi mencapai USD 5,5 miliar.
Kemudian untuk bauksit, total smelter yang direncanakan dibangun ada 8 dengan total investasi mencapai USD 7,13 miliar. Dan sampai Oktober 2022 jumlah smelter bauksit yang existing masih 2 dengan realisasi investasi mencapai USD 2,9 miliar.
ADVERTISEMENT
Untuk komoditas besi, total smelter yang direncanakan dibangun ada 2 dengan total investasi mencapai USD 53 juta. Dan sampai Oktober 2022 jumlah smelter besi yang existing masih 1 dengan realisasi investasi mencapai USD 47,2 juta.
Untuk komoditas tembaga, total smelter yang direncanakan dibangun ada 4 dengan total investasi mencapai USD 4,69 miliar. Dan sampai Oktober 2022 jumlah smelter tembaga yang existing masih 2 dengan realisasi investasi mencapai USD 1,04 miliar.
Untuk komoditas mangan, total smelter yang direncanakan dibangun ada 2 dengan total investasi mencapai USD 23,9 juta. Dan sampai Oktober 2022 jumlah smelter mangan yang existing masih 1 dengan realisasi investasi mencapai USD 12,5 juta.
Terakhir, untuk komoditas timah total smelter yang direncanakan dibangun ada 2 dengan total investasi mencapai USD 28,8 juta. Dan sampai Oktober 2022 2 smelter tersebut masih dalam tahap perencanaan dengan realisasi investasi mencapai USD 22 juta.
ADVERTISEMENT
Harga Bahan Mentah dengan Produk Hilir
Dalam paparannya juga, Airlangga menunjukkan perbedaan nilai tambah antara komoditas mentah dengan produk hilirisasi. Bijih mentah tembaga bernilai USD 2.409 per ton akan naik 3,75 kali menjadi USD 9.040 ketika sudah menjadi produk hilir.
Sementara bijih mentah nikel bernilai USD 34 per ton akan naik 225 kali menjadi USD 7.662 per ton. Lalu bijih mentah aluminium bernilai USD 32 per ton akan naik 110 kali lipat menjadi USD 3.523 per ton. Dan bijih mentah timah bernilai USD 8.222 per ton akan naik 3,26 kali lipat mejadi USD 26.826 per ton.
"Kita butuh koordinasi yang kuat antar kementerian, dan saya berterima kasih kepada Menteri Perdagangan yang selama ini telah menjaga iklim usaha sangat baik sehingga ekspor impor dapat berjalan lancar dan mendukung positifnya sektor manufaktur," pungkas Airlangga.
ADVERTISEMENT