news-card-video
14 Ramadhan 1446 HJumat, 14 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

RI Makin Kejar Energi Bersih, Target Listrik EBT Tahun Depan 23 Persen

25 September 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat menghadiri acara kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (25/9/2024).
 Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat menghadiri acara kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (25/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan capaian Energi Baru Terbarukan di RI sebesar 23 persen pada 2025. Target ini dikejar demi mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060.
ADVERTISEMENT
“Di Indonesia sekarang untuk listriknya, target kita 2025 itu harus mencapai 23 persen dari total pemakaian listrik,” kata Bahlil dalam acara kumparan Green Initiative, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (25/9).
Sementara, saat ini realisasi bauran EBT saat ini baru 13,93 persen, dengan realisasi penambahan kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 241,06 MW. Bahlil juga tidak menampik, RI masih butuh sebesar 8.100 MegaWatt (MW) listrik EBT.
“Sekarang baru terjadi kurang lebih sekitar 13 persen. Kita terjadi defisit sekitar 8,1 GigaWatt atau setara dengan 8.100 MegaWatt. Ini dulu, dari energi baru terbarukan,” terang Bahlil.
Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad menyambut kedatangan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menghadiri acara kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (25/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Bahlil sebelumnya menyebutkan negara-negara di dunia saat ini sudah masif membicarakan energi hijau, termasuk listrik yang dihasilkan. Dalam hal ini, Bahlil kemudian menyoroti pembangunan industri yang menurut dia kini harus terencana dengan baik.
ADVERTISEMENT
“Kalau itu tidak dilakukan, perbankan pasti akan membedakan dalam pemberian kredit kepada nasabah yang membuat industri yang berorientasi pada energi hijau, dan tidak mempergunakan energi hijau,” terang Bahlil.
“Karena itu mereka sudah masukkan sebagai salah satu syarat kolateral. Jadi luar biasa sekali ini menyangkut dengan energy hijau,” tutup Bahlil.
Sebelumnya, Kementerian ESDM mencatat realisasi investasi subsektor EBTKE hingga Agustus 2024 sebesar USD 580 juta dari target USD 1,23 miliar sepanjang tahun 2024. Sementara realisasi bauran EBT saat ini baru 13,93 persen, dengan realisasi penambahan kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 241,06 MW.