Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
RI Produsen Sawit Terbesar di Dunia, Harusnya Punya Indeks Harga Komoditas
20 Juni 2022 19:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Menurut saya penting dalam konteks akan bisa menjadi rujukan. Rujukan dalam hal ini yang perlu dihormati oleh pelaku, oleh pemerintah, pemerintah daerah, akademisi dan masyarakat yang lain,” kata Bustanul kepada kumparan di Gedung DPR RI, Senin (20/6).
Bustanul menilai yang menjadi kendala saat ini adalah belum adanya integrasi yang menjadi rujukan data komoditas. Dia menyebut data komoditas yang dicatat Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional bisa berbeda dengan data dari BPS maupun data dari Kementerian Perdagangan.
Hingga saat ini, Indonesia masih menggunakan indeks global sebagai acuan, dia mencontohkan seperti bank dunia dan sebagainya. “Kita sudah saatnya melakukan itu, bukan menjadi penantang tapi betul-betul menjadi alternatif atau rujukan,” jelasnya.
Menurutnya, dengan dibuatnya indeks harga komoditas seperti sawit akan meningkatkan kinerja perdagangan. Namun hal itu menjadi salah satu komponen di samping juga harus meningkatkan produksi.
ADVERTISEMENT
“Dengan kita punya indeks harga komoditas semua akan selesai, juga tak seperti itu. Itu baru satu komponen dari konteks efisiensinya. Dan efisiensi dan transparansi itu jadi yang terpenting. Dan itu dibangun pelan-pelan,” ujar dia.
Saat ini, Komisi VI DPR RI membentuk Panja Komoditas untuk mendorong pemerintah segera memiliki indeks harga komoditas. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima menilai, sebagai negara penghasil komoditas penting di dunia, Indonesia perlu memiliki indeks harga komoditas yang dapat menjadi acuan harga dunia.
“Sehingga petani dan penghasil komoditas tersebut dapat merasakan peningkatan kesejahteraan dan Indonesia dapat memanfaatkan instrumen-instrumen yang dimiliki,” kata Aria saat Rapat Dengar Pendapat dengan Bustanul Arifin.
Dia menjelaskan, Indonesia sebagai penghasil komoditas penting dunia seperti crude palm oil (CPO), karet, tembakau, teh, kopi, hingga batu bara, selama ini masih bergantung pada harga yang ditetapkan indeks pasar dunia.
ADVERTISEMENT
“Hal ni membuat Indonesia bertahan pada posisi yang tidak kuat sebagai negara produsen komoditas,” ujar dia.