Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Rian Fahardhi Singgung Mental Gen Z Lemah: Kita Harus Terbiasa di Situasi Sulit
31 Mei 2024 15:31 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Presiden Gen Z, Rian Fahardhi , punya pandangan menarik soal Gen Z yang kerap dianggap bermental lemah. Menurut alumnus UIN Jakarta tersebut, Gen Z mau tidak mau mesti memiliki resiliensi. Resiliensi merupakan kemampuan beradaptasi dalam situasi yang sulit.
ADVERTISEMENT
“Faktanya, beberapa data menyebutkan bahwa generasi muda hari ini tuh cenderung lemah, karena kegampangan, karena kenyamanan. Apa yang membedakan dengan generasi yang lahir di era sebelum reformasi, di era pascaperang dunia 1 dan dunia 2, virus spanyol? Mereka punya resiliensi yang kuat karena situasi kritis,” kata Rian di acara kumparan Anak Bangsa Curhat di Telkom University, Bandung, Kamis (30/5)
“Dan bagaimana kita menciptakan ketahanan? Ya dengan faktor situasi dan kondisi krisis itu tadi,” sambungnya.
Rian kemudian menyebut kemampuan resiliensi perlu dimiliki Gen Z di tengah cara pandang soal pekerjaan telah berubah. Sebagai contoh, kata dia, ayahnya merasa bangga apabila banyak pekerjaan atau lembur.
“Dulu bapakku cerita bagaimana gaya kerja lembur itu bikin mereka bangga. Jadi kalau disuruh lembur, banyak pekerjaan, kerja sampai malem, dia bangga. Karena merasa oh saya dipercaya nih sama bos saya,’” tutur dia.
ADVERTISEMENT
“Tapi sekarang beda teman-teman. Lewat [kerja] dari jam 18.00 atau jam 17.00, itu toxic. Menganggap itu sebagai beban, merasa capek. Ini yang kemudian jadi issue, nih,” lanjut Rian.
Agar tidak terjebak dalam cara pandang tersebut, kata Rian, solusinya bisa dimulai dengan tahu hal-hal yang bisa dikontrol dan mana yang tidak. Kemudian mencari tahu hal apa yang bisa dilakukan agar tetap bisa bertahan.
Terkait hal yang terakhir disebutkan, Rian menyampaikan langkah yang perlu diambil tak lain adalah membiasakan diri di situasi yang sulit. Hal ini, tegas Rian, membutuhkan sedikit paksaan.
“Kaya semisal saya jagonya matematika. Kemudian saya paksa diri saya buat jago sastra, jago puisi. Paksa, paksa, dan akhirnya akan terbiasa, hingga jadi kebutuhan. Dan ketika dia jadi kebutuhan, dia akan jadi menyenangkan,” kata Rian, menerangkan.
Dia mengisyaratkan bahwa membiasakan diri dalam situasi yang sulit akan amat berpengaruh untuk resiliensi Gen Z saat menjalani dunia kerja. Selain itu, menurut Rian, praktik tersebut juga merupakan pelatihan yang bakal menjadi bekal untuk meraih peluang.
ADVERTISEMENT
“Jadi coba tempatkan diri kita di situasi yang sulit, situasi yang kayanya gua harus angkat tangan deh. Soalnya kan tadi, ketika kamu sudah angkat tangan, tapi kamu coba memaksa diri kamu, berarti kamu sudah membuat dirimu terus berlatih. Dan, percaya setiap pelatihan akan jadi bekal kita untuk mengambil kesempatan,” pungkas dia.
Sekilas kumparan Anak Bangsa Curhat
kumparan Anak Bangsa Curhat (A.B.C) merupakan ruang bagi generasi muda untuk berekspresi dan menyuarakan opini terhadap nilai-nilai yang mereka anggap penting.
Dalam platform tersebut, generasi muda dapat bersuara tentang isu lingkungan, karier, keuangan, kesehatan mental, hingga pemerintahan. Melalui A.B.C, kumparan ingin mendukung para mahasiswa agar bisa kritis dan berani bersuara demi masa depan negeri.
ADVERTISEMENT
Pada 2023 lalu, kumparan sudah menggelar A.B.C di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, hingga Universitas Indonesia.
Tahun ini, A.B.C perdana dilaksanakan di Telkom University. Mengusung tema How Gen Z Transform Future Career, kumparan A.B.C menghadirkan tiga panelis di sesi talkshow. Mereka berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk bekal Gen Z menghadapi dunia kerja.
Mereka adalah Rian Farhadhi (content creator), Halimah Ratna (TalentHub Kemnaker RI), serta Fadli Kalaloi (Sekretaris Prodi Ilkom Telkom University).
Sesi bincang-bincang tersebut tambah meriah dan seru saat dipandu oleh Winda Dwiastuti yang merupakan Corporate Communication Manager kumparan. Acara ini juga dimeriahkan oleh open mic dari komika Adi Arkiang.