Ridwan Kamil soal RI Bergantung Batu Bara: Pengusaha Lobi-lobi Politik

24 Agustus 2024 17:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bacagub Jakarta, Ridwan Kamil, dalam acara Indonesia Net Zero Summit 2024 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8/2024). Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bacagub Jakarta, Ridwan Kamil, dalam acara Indonesia Net Zero Summit 2024 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8/2024). Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Politikus Golkar, Ridwan Kamil (RK), menyinggung soal Indonesia yang masih bergantung pada energi primer berbasis batu bara, lantaran pengusahanya banyak lobi-lobi politik.
ADVERTISEMENT
RK berharap agar pemerintah pusat, utamanya pemerintah daerah (pemda), melek isu lingkungan dan perubahan iklim. Dia mengakui, isu utamanya adalah soal kemudahan investasi.
"Kita berharap kesusahan tadi, investor-investor ingin membangun tenaga matahari, tenaga angin, dan lain sebagainya itu bisa dipermudah," jelasnya usai acara Indonesia Net Zero Summit 2024 di Djakarta Theater, Sabtu (24/8).
RK juga mengatakan bahwa di saat melimpahnya potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia, justru penetrasi pembangkit listrik yang ramah lingkungan masih lambat.
Bacagub Jakarta, Ridwan Kamil, dalam acara Indonesia Net Zero Summit 2024 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8/2024). Foto: Jonathan Devin/kumparan
RK mengakui komitmen pencegahan perubahan iklim sangat bergantung pada political will pemerintahan setempat atau pemangku kebijakan agar Indonesia mencapai net zero emission di tahun 2060.
"Nah jadi mudah-mudahan politikal sistem membaik, makin banyak decision maker di negeri ini yang peduli dan menggunakan kebermanfaatan untuk net zeronya melalui kebijakan," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain dari sisi politis, RK juga menilai upaya pengurangan emisi karbon ini merupakan tanggung jawab bersama termasuk para generasi muda. Upaya tersebut bisa dimulai dari tekad dan semangat, kemudian memanfaatkan ilmu, uang, dan kekuasaan.
"Makanya demokrasi ini menjadi penting. Saya dulu warga biasa, saya dulu aktivisi komunitas, kemudian saya rebut aja kekuasaan, biar yang saya marah-marah, kesel-kesel saya perbaiki. Tapi memang politik praktis tidak sederhana seperti hari ini kan," tandas RK.