Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Riset Indef: Netizen Pesimistis Prabowo-Gibran Bisa Lunasi Utang Era Jokowi
4 Juli 2024 13:17 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Pengembangan Big Data Indef, Eko Listiyanto, mengatakan 72,5 persen netizen pesimistis bahwa utang pemerintah akan mampu ditangani pada pemerintahan Prabowo-Gibran.
Angka 72,5 persen tersebut menggambarkan para penggiat sosial media sudah merasa bahwa kondisi keuangan negara semakin terlalu buruk, sehingga optimisme mulai menipis.
“Bahkan kalau perbincangan di sosial media itu sudah berbicara negara akan kolaps, walaupun dari peneliti bisa jauh. Tapi ini bisa penting, karena lonceng ketidakstabilan ekonomi sekarang referensi kita paling dekat sosial media,” tutur Eko.
Eko menyebut, para gen Z menyuarakan aspirasi mereka bahwa beban utang pemerintah terlalu tinggi. Netizen juga mengeluhkan Jokowi ingkar janji bahwa utang pemerintah akan membengkak.
Pada masa kampanye presiden di 2014, Jokowi berjanji untuk mengurangi utang negara secara bertahap sehingga rasio utang terhadap PDB. Nyatanya, rasio utang negara justru naik menjadi 40 persen dari PDB dibandingkan era SBY yang hanya 24,7 dari PDB.
ADVERTISEMENT
“Dulu awal Jokowi memerintah sempat berjanji untuk mengurangi, yang terjadi justru kita bisa tahu kenaikan utang tertinggi sepanjang sejarah republik ini di Jokowi,” tambahnya.
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dinilai netizen menjadi proyek pemerintah yang paling membebani utang. Sebab, mereka meragukan proyek ini akan gagal yang menjadi beban keuangan negara.
“Secara proporsional, IKN bukan terbesar dalam konteks utang, tapi concern para netizen. Kenapa? Kita tahu investor tidak ada yang masuk. Kebanyakan enggak pada masuk jadi mereka khawatir ini ke depan bagaimana keberlanjutannya,” terang Eko.