Rizal Ramli: Indonesia Bisa Jadi Eksportir Kedelai Besar di Asia

1 April 2022 15:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekonom Rizal Ramli di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (1/4). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ekonom Rizal Ramli di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (1/4). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Ekonom Rizal Ramli menyoroti persoalan komoditas kedelai yang berdampak pada naiknya harga tahu tempe. Padahal menurut Rizal Ramli, Indonesia seharusnya bisa tidak mengalami masalah kelangkaan kedelai.
ADVERTISEMENT
Menurut mantan Menko Maritim itu, Indonesia bisa lepas dari impor dalam waktu tiga tahun. Bahkan menurutnya, Indonesia justru bisa menjadi produsen kedelai terbesar di Asia.
"Dalam 3 tahun Indonesia enggak usah impor kedelai lagi. Bahkan dalam 5 tahun Indonesia bisa jadi eksportir kedelai besar di Asia," ujar Rizal Ramli saat blusukan di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (1/4).
Adapun kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini, produksi kedelai hanya berkisar 270 ribu ton per tahun. Ini tidak mampu memenuhi kebutuhan per tahunnya sebesar 2,5 juta ton.
Rizal Ramli mengungkapkan, persoalan pertama yang mesti diatasi adalah soal kerugian yang dialami petani. Menurutnya, ini bisa diatasi dengan cara Perum Bulog turun tangan dengan membeli ke petani di kisaran harga Rp 9.000 per kilogram.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kata Rizal Ramli, petani kedelai hanya mendapatkan harga jual Rp 5.000 per kg. Cara selanjutnya, memastikan bibit yang ditanam petani adalah jenis kedelai unggul seperti kedelai Brasil dan Argentina.
Soalnya, bibit yang digunakan saat ini, hanya membuat hasil panen petani per hektarnya berkisar antara 1,7 ton. Sementara di Brasil dan Argentina, untuk satu hektar bisa menghasilkan 2,5 kali lebih banyak yakni 3,7 ton.
"Ekspor ini sangat mungkin, orang China paling senang makan tahu. Jepang, Korea, Thailand, Taiwan, semua di utara kita doyan makan tahu, tapi kedelai enggak bisa ditanam di situ," pungkas Rizal Ramli.