Rosan Roeslani Yakin Investasi RI Tak Terganggu UMP 2025 Naik 6,5 Persen

30 November 2024 11:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani bersiap mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/11/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani bersiap mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/11/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, yakin kenaikan Upah Minimum Provinsi atau UMP 2025 sebesar 6,5 persen tidak akan mempengaruhi iklim investasi di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Kebijakan kenaikan UMP tersebut sudah diumumkan Presiden Prabowo Subianto setelah menggelar Ratas di Istana Negara, Jakarta, Jumat (30/11).
"Saya meyakini sih itu tidak karena kembali lagi produktivitas kita juga itu yang harus kita dorong dan kita meningkatkan," kata Rosan usai acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, dikutip Sabtu (30/11).
Rosan mengatakan, banyak perusahaan yang masuk ke Indonesia seperti industri manufaktur yang biasanya melalukan investasi dalam jangka waktu panjang. Dalam hal ini, perlu meningkatkan produktivitas sumber daya manusia agar bisa memenuhi ekspektasi dari investor.
"Misalnya bangun pabrik 2 tahun, nah dalam 2 tahun ini kita siapkan sebenarnya manusia kita sesuai dengan ekspektasi mereka sehingga pembayaran yang diterima oleh tenaga kerja kita juga bukan hanya berstandard di Indonesia malah bisa berstandard juga internasional," ujar Rosan.
ADVERTISEMENT
Rosan berharap sumber daya manusia di Indonesia bisa meningkatkan kualitas produktivitasnya. Menurutnya, peningkatan kualitas tersebut bisa berbanding lurus dengan upah yang didapatkan.
"Nah itu justru yang paling penting karena bisa saja kita bayar murah tapi yang perlu kerja 2 orang tapi mungkin bayar lebih tinggi tapi produktivitasnya lebih baik hanya cukup 1 orang. Jadi kuncinya justru adalah bagaimana produktivitas ini juga berjalan meningkat dengan kenaikan upah yang berjalan," tutur Rosan.