Saat PBNU dan Muhammadiyah Kompak Pertanyakan Kasus Pasar Muamalah

7 Februari 2021 9:24 WIB
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Pasar Muamalah Depok yang masih disegel garis polisi. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pasar Muamalah Depok yang masih disegel garis polisi. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pasar Muamalah mendadak jadi pusat perhatian khalayak ramai. Pasar yang berlokasi di bilangan Depok, Jawa Barat, ini viral lantaran penggunaan dirham dan dinar alias koin perak dan emas sebagai alat pembayaran.
ADVERTISEMENT
Bahkan, pendiri Pasar Muamalah, Zaim Saidi, kini ditangkap Bareskrim Polri dan ditetapkan sebagai tersangka.
Penangkapan ini membuat dua organisasi besar Islam kompak menyoroti kasus tersebut. Baik Nahdalatul Ulama (NU) maupun Muhammadiyah, keduanya sama-sama mempertanyakan penangkapan ini. Berikut rangkumannya:

PP Muhammadiyah Pertanyakan Kasus Pasar Muamalah, Bandingkan dengan Dolar di Bali

PP Muhammadiyah mempertanyakan proses hukum terhadap aktivitas Pasar Muamalah yang menggunakan dinar dan dirham dalam bertransaksi.
Sekjen MUI Anwar Abbas memberikan sambutan saat acara penggalangan dana untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia Hebron Palestina di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Kamis (1/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi, KH Anwar Abbas, membandingkan dengan banyaknya penggunaan uang asing termasuk dolar, dalam transaksi wisatawan asing di Bali.
"Di Bali kita lihat masih banyak orang melakukan transaksi dengan dolar AS, ini tentu saja maksudnya adalah untuk memudahkan transaksi terutama dengan wisatawan asing," ujar Anwar Abbas, Jumat (5/2).
ADVERTISEMENT

PBNU: Pasar Muamalah Sebaiknya Dibina

Ketua PBNU, KH Marsudi Syuhud, menyinggung soal situasi perekonomian Indonesia yang tengah mengalami kesulitan. Kehadiran ide kreatif seperti Pasar Muamalah ini menurutnya perlu dibina untuk mendorong pulihnya ekonomi.
"Kalau ternyata di kegiatan Pasar Muamalah, ada bentuk kegiatan ekonomi yang bisa meningkatkan perekonomian di daerah itu, lagi musim COVID-19 seperti ini dan ekonomi masih lesu, maka baiknya, kegiatan seperti ini dibina," kata Marsudi kepada kumparan, Kamis (4/2).