Saham BSI Anjlok 2,49 Persen Imbas Layanan Sempat Eror, Ini Kata Analis

15 Mei 2023 10:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teller PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BSI Jakarta Thamrin, Jakarta, Kamis (11/5/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Teller PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BSI Jakarta Thamrin, Jakarta, Kamis (11/5/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mengalami penurunan sejak awal pembukaan perdagangan hari Senin (15/5). Saham tersebut melemah 45 poin atau 2,49 persen ke level 1.765 per lembar.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data RTI, nilai transaksi saham BSI mencapai Rp 39,2 miliar dengan volume transaksi mencapai 22,16 juta lembar saham. Total frekuensi perdagangan saham mencapai 5.155 kali. Kapitalisasi pasar (market cap) saham tersebut mencapai Rp 81,42 triliun.
“Wajar saja kalau anjlok karena pekan lalu sistem mengalami gangguan sehingga mengakibatkan nasabah tidak dapat melakukan transaksi. Perbankan itu dasarnya adalah kepercayaan nasabah. Apabila nasabah kehilangan kepercayaan, maka akan sulit bagi bank tersebut,” kata Analis Ekuator Swarna Sekuritas, David Sutyanto kepada kumparan, Senin (15/5).
David memperkirakan BSI masih harus bekerja keras untuk bisa mengembalikan kepercayaan nasabah setelah kejadian lalu. Sebenarnya mempertimbangkan kenaikan harga saham BRIS sejak awal tahun menjadi momentum untuk bisa take profit.
ADVERTISEMENT
“Terkait dengan sentimen yang ada, BRIS harus dapat menjelaskan dengan prudent mengenai gangguan sistemnya untuk dapat mengembalikan kepercayaan nasabah,” ujar David.
David mengatakan kinerja BRIS di kuartal pertama sangat baik, di mana laba mengalami peningkatan sebesar 47,65 persen yoy. Dia memprediksi kinerja kuartal kedua masih baik dan prospek jangka panjang juga masih baik.
“Ada potensi (saham dilepas asing) tergantung bagaimana BRIS dapat menangani sistem dan keluhan nasabah. Apabila ditangani dengan baik, seharusnya aksi jual yang berlebihan tidak terjadi,” imbuhnya.
Warga Banda Aceh antre menunggu giliran proses transaksi di layanan ATM BSI. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Sementara itu, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menuturkan sentimen data eror yang sempat terjadi yakin hanya sementara saja. Saat ini sedang fokus menumbuhkan payroll loan di mana manajemen mengatakan potensi yang belum tergarap masih cukup besar.
ADVERTISEMENT
“Corporate dan micro loan pun juga jadi pendorong yang potensial. Tahun lalu loan growth mencapai 21 persen, sedangkan tahun ini targetnya 13-15 persen, harusnya bisa tercapai,” tutur Roger.
Roger optimistis saham BSI untuk jangka panjang masih menarik apalagi jika dikaitkan dengan merger BTN Syariah.