Saham Bukalapak Disebut Banjir Peminat, Dana IPO Tembus Rp 86,9 Triliun?

23 Juli 2021 10:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Bukalapak. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Logo Bukalapak. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
ADVERTISEMENT
Saham Bukalapak yang akan dilepas ke bursa melalui penawaran publik perdana atau Initial Public Offering (IPO), disebut-sebut banjir peminat. Padahal valuasi saham e-commerce terbesar ke-4 di Indonesia ini, sebelumnya dianggap kemahalan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, startup teknologi bidang marketplace pertama yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia ini, disebut-sebut kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 4 kali lipat.
Mengutip sumber yang tak disebutkan identitasnya, Reuters menyebut permintaan saham di IPO Bukalapak mencapai USD 6 miliar atau setara Rp 86,9 triliun. Jumlah itu setara 4 kali lipat dari target yang dipatok, sebesar USD 1,5 miliar atau setara Rp 21,9 triliun.
Dengan tingginya minat tersebut, penawaran perdana saham yang akan memiliki kode BUKA itu akan dipatok di harga batas atas, dari rencana di kisaran Rp 750-850 per saham. Bukalapak tercatat mendapat dukungan dari sejumlah investor asing. Seperti perusahaan pelat merah Singapura yakni GIC, hingga Microsoft.
ADVERTISEMENT
Bukalapak akan melepas 25,76 miliar saham baru atau setara 25 persen dari modal ditempatkan setelah IPO.
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Sebelumnya analis Saham dari Indopremier Sekuritas, Mino, menilai jika penawaran awal saham BUKA rawan aksi ambil untung (profit taking). Alasannya karena IPO Bukalapak didominasi oleh investor ritel, yang cenderung berinvestasi untuk jangka pendek.
"Memang ada peluang koreksi di awal IPO, tapi bisa juga masih naik karena minat yang cukup tinggi dan kemungkinan besar tidak semua yang melakukan pemesanan awal mendapatkan sahamnya jadi mereka melakukan pembelian di pasar sekunder," kata dia kepada kumparan.
Sementara analis Saham dari LBP Institute, Lucky Bayu Purnomo, memberi tips agar tidak boncos membeli saham BUKA, investor harus menentukan batas kenaikan harga saham minimal 20-23 persen. Sebab, jika sudah 25 persen akan otomatis auto rejection atas (ARA) 25 persen.
ADVERTISEMENT
"Dengan potensi profit taking, Bukalapak kan ditawarkan di harga Rp 750 hingga Rp 850 per saham, maka strateginya investor harus siapkan toleransi untuk mencapai kenaikan harga itu, sekitar 20-23 persen," ujar dia.
Manajemen Bukalapak tak memberi respons atas kabar kelebihan permintaan saham-nya. Mandiri Sekurittas sebagai salah satu penjamin pelaksanaan emisi Bukalapak, juga irit bicara.
"Terkait Bukalapak, saya belum bisa berikan komentar karena masa penawaran awal baru saja berakhir Senin kemarin. Jadi bisa konfirmasi langsung ke Bukalapak," kata Plt. Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Silva Halim.