Saham Unilever (UNVR) Turun Terus, Bakal Keluar dari Bursa?

23 Februari 2022 19:11 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Grha Unilever BSD Foto: Dok. Unilever Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
com-Grha Unilever BSD Foto: Dok. Unilever Indonesia
ADVERTISEMENT
Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terus menurun dari waktu ke waktu. Pada 2018, saham produsen barang kebutuhan sehari-sehari ini pernah tercatat mencapai rekor tertinggi yaitu di harga Rp 10.056. Sayangnya, hari ini saham UNVR cuma ada di posisi Rp 3.820.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan keuangan Unilever Indonesia yang dikutip dari analisis Nilzon Capital, sejak Januari 2018 hingga Februari 2022, saham UNVR tercatat anjlok 66 persen. Nilzon pun menyebut sudah saatnya emiten tertua di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini go private atau menjadi perusahaan tertutup.
Dengan menjadi perusahaan tertutup, artinya UNVR tak lagi menjadi emiten yang masuk daftar di BEI. Dalam analisis 42 halaman, Nilzon Capital menyebut beberapa alasan yang melatarbelakangi saran untuk Unilever go private. Mulai dari pendapatan yang terus turun hingga isu lingkungan dari plastik yang digunakan produknya.
Pada 2017, pendapatan bersih UNVR tercatat tumbuh 9,16 persen dan 2018 melonjak 29,65 persen. Sayangnya, pada 2019, pendapatan bersih merosot 18,59 persen, pada 2020 turun 3,10 persen, dan 2021 anjlok 19,62 persen.
ADVERTISEMENT
Faktor lain yang membuat penjualan Unilever lesu adalah munculnya sentimen konsumen di Indonesia untuk menggunakan merek lokal. Sementara induk usaha Unilever Indonesia merupakan perusahaan asing yaitu Unilever Plc.
Unilever juga diterpa isu rasis pada sejumlah produk kecantikan dan perawatan tubuh seperti menampilkan imej perempuan cantik harus yang berkulit putih. Imej itu tertera pada sejumlah produknya.
Karena itu, Nilzon melihat ada dua opsi yang bisa diambil manajemen dalam situasi ini. Perusahaan membeli kembali saham publik (buyback) atau menjadi perusahaan tertutup alias go private.
"Mungkin ini saat yang tepat bagi Unilever PLC untuk mempertimbangkan menjadikan UNVR go private dengan cara tender saham publik atau menukar saham UNVR menjadi saham Unilever PLC," demikian analisis Nilzon dikutip kumparan, Rabu (23/2).
ADVERTISEMENT
Menurut Nilzon, jika UNVR diputuskan menjadi perusahaan tertutup, manajemen akan memiliki waktu untuk mengkonsolidasikan kembali kinerja bisnisnya dan meningkatkan efisiensi internal.
Pasta gigi Pepsodent Kids salah satu produk Unilever Indonesia. Foto: kumparan

Investor Diminta Tunggu Keputusan Resmi Unilever

Dalam diskusi virtual Mandiri Sekuritas hari ini, Head of Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan sebenarnya Unilever merupakan emiten yang prospektif di masa pemulihan ekonomi saat ini, sebab bergerak di sektor consumer good. Karena itu, menurutnya, valuasi Unilever sudah atraktif.
Kepada investor Unilever, Adrian menyarankan untuk melihat dulu sikap manajemen Unilever terhadap kondisi ini. Menurutnya, dengan lini bisnis Unilever masih cukup kuat saat ini.
"Jadi saham Unilever ini memang akan berbenah, sepertinya akan banyak strategi di 2022. Rekomendasi kami, masih withdrawn. Kami juga menunggu sinyal tersebut datang, jadi kalau terjadi sinyal turn around kita akan lebih optimistis," ujar dia.
ADVERTISEMENT