Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Selera Hidup Gen Z: Gemar Konsumsi Kopi Saset hingga Scroling TikTok
19 Januari 2025 10:01 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Usai jam kelas selesai, Yoga bersama sekelompok temannya menuju kedai kopi langganannya. Kebiasaan nongkrong di coffe shop atau warkop telah menjadi rutinitas Yoga bersama teman-temannya hampir setiap hari.
ADVERTISEMENT
Untuk sekali nongkrong ia merogoh kocek hingga Rp 15-30 ribu “Spending-nya bisa lebih banyak ke kopi,” Yoga kepada kumparan, Rabu (16/1).
Yoga yang lahir 2004 kini berusia 21 tahun, yang artinya termasuk kelompok Generasi Z (Gen Z). Gen Z merupakan anak-anak yang lahir pada rentang waktu 1997-2012. Mereka 75,4 juta jiwa atau 27,94 persen dari total penduduk Indonesia.
Secara umum nongkrong menjadi pengeluaran terbesar Yoga. Artinya dalam satu bulan Yoga mengucurkan uang sekitar Rp 600 ribu khusus untuk jajan.
Kelompok Gen Z lain, Viantisa seorang karyawan swasta di Jakarta ini juga punya kebiasaan ngopi setiap hari. Via yang merupakan nama akrabnya menganggarkan uang untuk membeli kopi sekitar Rp 10-15 ribu per hari.
ADVERTISEMENT
Viantisha (22) yang juga Gen Z namun sudah terjun di dunia kerja. Sebagai karyawan swasta di Jakarta, Ia mengaku juga memiliki pengeluaran untuk kopi dalam kesehariannya.
“Kalau untuk jajan sehari-hari aku biasanya ngopi sekitar Rp 10-Rp 15 ribu,” ujar Tisha.
Berbeda dengan Yoga, Viantisha lebih banyak menghabiskan uangnya untuk transportasi umum ketimbang untuk jajan. Artinya dalam satu bulan Via menghabiskan sekitar Rp 450 ribu untuk menyeduh kafein.
Vito seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Bandung turut mengaku kerap membeli kopi seharga Rp 25-30 ribu per gelas. Artinya dalam satu bulan Vito yang kini berusia 22 tahun ini menghabiskan uang sekitar Rp 600 ribu untuk membeli kopi.
“Sehari-hari biasanya buat jajan Rp 50 ribu, buat kopi paling mahal bisa di Rp 25-Rp 30 ribu, terus biasanya jajan kayak cilok, cimol Rp 10 ribu,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Kegemaran Gen Z untuk membeli secangkir kopi setiap hari ini makin tergambarkan dalam survei Gen Z Characteristic and Behaviour 2024 yang dilakukan oleh Jakpat, sebuah platform daring untuk melaporkan survei.
Laporan survei ini menyebutkan 1 dari 5 Gen Z rela menghabiskan Rp 25-Rp 50 ribu demi menyeduh kopi per gelas. Sekitar 31 persen mengakui setidaknya mengkonsumsi kopi 1-2 kali dalam sehari.
Sebagian besar dari mereka membeli kopi instan atau lebih dari 57 persen. Sementara itu sekitar 35 persen menikmati kopi di cafe. Kopi hitam pahit menjadi favorit laki-laki, dan Cappucino menjadi favorit perempuan.
Sekitar 30 persen Gen Z menyisihkan Rp 10 ribu sampai Rp 25 ribu untuk membeli segelas kopi setiap harinya. Sementara itu, 48 persen Gen Z dalam survei ini mengeluarkan uang yang lebih sedikit lagi untuk segelas kopi per hari yaitu pada Rp 10 ribu.
ADVERTISEMENT
Survei daring ini dilakukan kepada 1.155 Gen Z yang tersebar di berbagai daerah. Survei dilakukan pada 6-9 Desember 2024 dengan margin of error di bawah 5 persen.
Metode survei ini dilakukan secara kuantitatif melalui aplikasi JakPat. Tujuan survei ini untuk memahami gaya hidup dan kebiasaan kelompok yang kerap disebut mengalami masalah mental (mental health).
Perihal perilaku konsumtif, salah satu hal yang banyak dikonsumsi oleh Gen Z adalah minuman manis. Hampir dari setengah Gen Z mengkonsumsi minuman manis 1-3 kali per hari.
Tiga minuman manis yang paling banyak di antaranya adalah teh, kopi dan minuman manis modern lainnya.
Layanan Hiburan
Pola konsumtif Gen Z juga nyatanya tidak hanya melulu soal kopi. Rayia (21) yang merupakan mahasiswi salah satu perguruan tinggi negeri di bilangan Pondok Labu, Jakarta Selatan, mengaku tidak menjadikan kopi sebagai suatu hal yang rutin dikonsumsi setiap hari. Namun, Ia lebih memilih untuk mengeluarkan pengeluaran jajan ke beberapa jajanan lainnya.
ADVERTISEMENT
“Cuma di luar itu semua karena aku anaknya jajan banget ya aku beli jajanan entah itu dimsum, martabak dan lain-lain itu bisa sampai Rp 50 ribuan, jadi kayaknya per hari untuk jajan bisa Rp 50-Rp 60 ribuan,” ujar Rayia.
Dalam urusan hiburan, Ia juga memiliki pengeluaran ke beberapa hal seperti Netflix dan layanan streaming bola. Untuk Netflix, Ia bisa menghabiskan Rp 65 ribu per bulan sedangkan untuk layanan streaming bola Ia mengaku menghabiskan Rp 300 ribu yang tidak Ia bayarkan sendiri.
“Tapi aku juga harus langganan iCloud itu untuk storage aku itu Rp 50 ribu, jadi per bulan aku biasanya spending money itu sekitar Rp 115 atau lebih,” lanjut Rayia.
ADVERTISEMENT
Sebagai KPopers Rayia juga memiliki pengeluaran yang ditujukan untuk menonton konser ketika ada idola K-Pop datang ke Indonesia. Untuk konser, ia menghabiskan anggaran hingga Rp 1 juta untuk sekali menonton.
Selain Rayia, salah seorang Gen Z yang mengeluarkan uang jajan bukan hanya untuk kopi adalah Raiqa (21). Saat ini Raiqa merupakan mahasiswi yang sedang menjalani magang.
Raiqa bercerita dalam sehari-hari pengeluaran uang paling besar darinya untuk makanan, cemilan dan ongkos.
“Kalau buat makan aku jarang sarapan jadi langsung makan siang, jadi order online food keluarnya Rp 30-Rp 50 ribuan. Cuma kalau aku lagi pengin makan di sekitar kantor itu aku sekitar Rp 20 [ribu] juga sudah dapat,” cerita Raiqa.
Selain sering memesan makanan lewat layanan daring, Raiqa juga diketahui lebih suka jajan di minimarket alih-alih membeli kopi di kafe.
ADVERTISEMENT
“Kalau ngemil aku biasanya ke minimarket, jajan kaya ciki-cikian, atau susu atau roti itu mentok Rp 20 ribu sudah dapat. Karena jarang nongkrong dan ngopi jadi aku enggak ada anggaran buat itu,” lanjutnya.
Masih berdasarkan laporan survei Gen Z Characteristic and Behaviors 2024, 65 persen Gen Z mengeluarkan uang paling banyak untuk makanan dan kebutuhan sehari-hari serta untuk internet dan telepon.
Sekitar 65 persen Gen Z menghabiskan anggaran untuk makan dan minum sehari-hari. Mereka rata-rata turut menghabiskan uang untuk internet sebesar rata-rata sebesar anggaran untuk makan. Jadi bisa dibilang kebutuhan internet sudah setara dengan kebutuhan makan.
Dalam hal sumber pendapatan, 41 persen dari Gen Z memperoleh penghasilan dari uang saku dan gaji dari pekerjaan penuh waktu mereka, sementara 27 persen yang lain memperoleh dari pekerjaan lepas.
ADVERTISEMENT
Kedua hal tersebut menjadi pengeluaran terbesar disusul oleh kebutuhan transportasi di posisi ketiga, menabung, belanja, hiburan serta tagihan listrik dan air.
Pengeluaran internet yang cukup besar ini memang dapat dilihat dari masifnya penggunaan sosial media sehari-hari. Generasi yang dibesarkan dengan kemudahan informasi ini kerap mengakses TikTok sebagai media sosial utama dengan rata-rata sebanyak 81 persen Gen Z menikmati TikTok dalam 6 bulan terkahir.
"Instagram, TikTok dan YouTube adalah aplikasi paling populer yang digunakan oleh wanita, sementara Facebook lebih populer di kalangan pria," tulis laporan tersebut.