Seluruh Gubernur Bank Sentral & Menkeu se-Asean Berkumpul di Bali, Bahas Apa?

28 Maret 2023 7:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ASEAN. Foto: PAPALAH/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASEAN. Foto: PAPALAH/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tahun 2023 menjadi kali kelima, Indonesia didapuk memegang Keketuaan Asean. Sebagai rangkaian awal, Asean Finance Ministers and Central Bank Governers (AFMGM) siap digelar di Bali 28-31 Maret 2022.
ADVERTISEMENT
Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia mengatakan, dalam pertemuan ini posisi Indonesia jelas untuk mempercepat dalam mewujudkan ekonomi masyarakat Asean 2025 yang terinterkoneksi, inklusif, dan sejahtera.
“Harapan di 2025 itu disepakati pada 2015 yang mana, lingkungan tidak seperti sekarang, belum terbayang ada pandemi, geopolitik yang harus diatasi cepat dalam jangka pendek, dan keluar kebijakan untuk normalisasi,” jelas dia kepada para wartawan di kawasan Nusa Dua, Bali, Senin (27/3).
Sehingga efeknya baru terasa saat ini mulai dari melonjaknya tingkat inflasi dan suku bunga yang tinggi. “Ini adalah riak-riak jangka pendek, sebelum menghadapi 2025,” tambah Dody.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo memberikan keterangan pers di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Sehingga menurutnya, tidak salah jika Indonesia membawa 3 pilar pencapaian sisi bagaimana untuk recover and rebuidling, digital building, dan sustainbility.
ADVERTISEMENT
Sebab sejatinya, negara kawasan Asean punya masalah mirip yang terkena spill over dari kebijakan negara maju. Dengan demikian, perlunya kebijakan yang menormalisasi dan mengatasi. inflasi dan aliran modal.
“Jadi semua tergantung dari kondisi beberapa negara. Mix policy, tak mengandalkan satu policy saja,” jelas Dody.

Adapun 3 Pilar Priorities Economic Deliverables yang lebih jelas yakni:

a. Recover-Rebuilding
Asean bertujuan untuk mengeksplorasi Policy Mix yang terkalibrasi, direncanakan dan dikomunikasikan dengan baik untuk memastikan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi, serta memitigasi risiko seperti inflasi dan volatilitas aliran modal.
b. Digital Economy
Untuk memperkuat inklusi keuangan dan literasi digital, negara anggota Asean perlu meningkatkan kapasitas masing-masing dalam memformulasikan strategi edukasi finansial secara nasional dan meningkatkan interkonektivitas sistem pembayaran regional.
c. Sustainability
Sebagai kawasan yang paling terdampak oleh bencana alam dan risiko terkait iklim, ASEAN perlu merapatkan barisan guna mempersiapkan dan mengarah ke tujuan yang sama dalam kaitan transisi menuju ekonomi hijau, di antaranya melalui penyusunan Asean Taxonomy on Sustainable Finance dan Study on the Role of Central Banks in Managing Climate and Environment-Related Risk.
ADVERTISEMENT