Sempat Mangkrak, Pabrik Blast Furnace Krakatau Steel Dilirik 5 Perusahaan Asing

13 Mei 2022 18:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rini Soemarno (kiri) saat masih menjadi Menteri BUMN didampingi Dirut PT Krakatau Steel Tbk Silmy Karim (kanan) meninjau unit tambahan Blast Furnace yang baru. Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
zoom-in-whitePerbesar
Rini Soemarno (kiri) saat masih menjadi Menteri BUMN didampingi Dirut PT Krakatau Steel Tbk Silmy Karim (kanan) meninjau unit tambahan Blast Furnace yang baru. Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
ADVERTISEMENT
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) terus membenahi pabrik blast furnace yang terkenal mangkrak dan merugi. Dibangun sejak 2012, pabrik ini baru beroperasi 2019 dan di tahun tersebut juga aktivitasnya dihentikan karena dianggap tidak efisien, merugikan, hingga ada dugaan korupsi.
ADVERTISEMENT
Di tengah masalah yang membelit pabrik ini, Krakatau Steel dengan manajemen barunya berusaha untuk memperbaiki. Salah satunya mencari mitra baru agar bisa membangun fasilitas Basic Oxygen Furnace (BOF) di dalam pabrik dengan biaya investasi sekitar USD 100 juta.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, saat ini sudah ada lima perusahaan asing yang melirik pabrik blast furnace. Kelima perusahaan ini akan melakukan proses pre due dilligence salah satunya mengunjungi pabrik tersebut di Cilegon, Banten.
"Kami sudah tawarkan ke banyak potential partner. Ada sepuluh perusahaan yang merespons. Dari sepuluh itu, lima di antaranya menyatakan minat," kata dia di Jakarta, Jumat (13/5).
Silmy mengatakan dalam dua bulan ini akan ada tanda tangan kesepakatan di antara perusahaan asing yang tertarik berinvestasi di pabrik blast furnace Krakatau Steel. Meski begitu, dia masih merahasiakan nama kelima perusahaan itu.
ADVERTISEMENT
Mantan Direktur Utama PT Pindad (Persero) ini juga masih belum tahu skema kerja sama yang akan terjadi antara Krakatau Steel dengan perusahaan asing terpilih.
"Kami terbuka apa pun bentuknya, bisa bikin joint venture (perusahaan patungan) atau joint operation," terang Silmy.