Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Jumlah penumpang kapal laut PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) terus turun dari tahun ke tahun. Banyak penumpang yang dulu setia pada Pelni, kini beralih ke moda transportasi lain. Salah satunya adalah pesawat terbang . Akibatnya, jumlah penumpang Pelni setidaknya dalam lima tahun terakhir, terus turun.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2013, perusahaan pelayaran nasional itu masih bisa mengangkut 4,8 juta penumpang. Namun jumlah itu terus susut hingga pada 2017 lalu hanya menyisakan 3,69 juta penumpang.
Walaupun sudah kehilangan jutaan penumpang setianya, Pelni belum patah arang. Berbagai cara terus dilakukan Pelni untuk menggaet kembali para penumpang setianya. Misalnya dengan menghadirkan tiket promo.
Selain itu sejak tahun 2014 lalu, Pelni sudah melakukan beberapa inovasi, misalnya dengan menyasar bisnis gaya hidup dan mengembangkan beberapa layanan, seperti meeting on board, study on board, tour on ship, venue pre-wedding, dan masih banyak lagi lainnya.
Pelni juga mencoba peruntungan dengan menambah rute-rute ke tempat wisata yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata. Lewat program Wisata Bahari Pelni, kapal Pelni berlayar ke 10 destinasi wisata baru, yaitu Danau Toba, Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Wisata Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), dan Morotai (Maluku Utara).
ADVERTISEMENT
"Kami tak hanya menawarkan kemudahan menuju tempat wisata, karena kapal akan berhenti persis di dekat tempat wisata yang dituju, seperti Danau Toba, tapi kami juga menawawrkan berbagai fasilitas, yakni konsep kapal seperti hotel terapung, ruang makan, mini gym, mini teater, dan minimarket," kata Manager Public Relations dan CSR Pelni Akhmad Sujadi kepada kumparan, Jumat (29/6).
Sujadi menjelaskan program Wisata Bahari ini dilakukan dengan memanfaatkan jadwal kapal reguler yang sedang lengang. Sehingga, paket Wisata Bahari masih terbatas jadwal layarnya. Meski begitu, pihaknya mengaku ingin terus melanjutkan program ini ke depan dengan membangun wisata laut di wilayah Indonesia timur.
"Kami menyediakan paket diving juga dan berencana akan lebih mengeksplor daerah di Timur. Sebab, orang kan kalau naik pesawat itu belum lagi transport ke pantainya, tempat nginapnya, banyak memakan dana kan. Nah, kami menawarkan paket kapal dengan konsep hotel terapung yang hanya berjarak beberapa meter dari lokasi wisata. Tentu lebih terjangkau pula harganya," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Dihubungi terpisah, Pakar Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menyatakan bahwa Pelni tidak akan mampu bersaing dengan kecepatan yang ditawarkan oleh pesawat terbang. Namun, Pelni bisa mengubah strategi dengan menciptakan kapal khusus wisata dan angkutan barang.
"Kalau wisata, ke daerah-daerah yang sulit dijangkau kan bisa diambil alih oleh Pelni," timpalnya.