Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Terakhir menurut catatan BPS inflasi yoy pernah terjadi pada Maret 2000 di mana pada saat itu deflasi 1,10 persen deflasi disumbang dominasi kelompok bahan makanan,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di kantornya, Senin (3/3).
Adapun pada Februari 2025 terjadi deflasi 0,48 persen secara bulanan atau month to month. Dia menjelaskan, deflasi mayoritas karena dipengaruhi oleh diskon listrik yang masuk komponen harga diatur pemerintah.
Komponen inti masih mengalami inflasi tahunan 2,48 persen dengan andil 1,58 persen terhadap deflasi secara yoy. Kemudian komponen harga diatur pemerintah deflasi 9,02 persen dengan andil deflasi 1,77 persen.
“Biasanya daya beli dikaitkan dengan komponen inti, komponen inti memberikan andil inflasi terbesar 1,58 persen yang memberikan andil deflasi yoy karena harga diatur pemerintah terutama karena adanya diskon listrik 50 persen masih berlangsung sampai Februari 2025,” terang Amalia.
ADVERTISEMENT
Sementara, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 1,58 persen dengan andil inflasi 0,10 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada Februari 2025 adalah cabai rawit, bawang putih, kangkung dan bawang merah.