Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Maskapai Sriwijaya Air Group memiliki total tunggakan hingga triliunan rupiah ke beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satunya adalah ke PT Pertamina (Persero).
ADVERTISEMENT
Pertamina melayangkan surat penagihan tunggakan pembayaran avtur ke maskapai Sriwijaya Air Group, yakni Sriwijaya Air dan Nam Air.
Sebelum Pertamina, anak usaha Garuda Indonesia Group yakni GMF AeroAsia juga meminta Sriwijaya Air Group melunasi tunggakan biaya perawatan pesawat.
Sriwijaya Group memiliki tunggakan ke Pertamina mencapai Rp 840,6 miliar, dengan rincian tagihan berbentuk rupiah senilai Rp 791,44 miliar dan berbentuk dolar AS sebesar USD 3,53 juta atau setara Rp 49,16 miliar (USD 1 = Rp 13.905).
Dari dokumen yang diterima kumparan, Jumat (13/9), surat tagihan Pertamina bernomor 037/H10530/2019-S4 tersebut ditujukan Direktur Keuangan Sriwijaya Air. Pihak Sriwijaya Air Group diminta menyelesaikan tunggakan paling lambat 18 September 2019.
Terkait surat itu, VP Communication Pertamina, Fajriyah Usma dan Direktur Keuangan Pertamina, Pahala Mansury belum merespons konfirmasi kumparan.
ADVERTISEMENT
GMF Tolak Permohonan Penundaan Pembayaran Utang Sriwijaya Air
PT GMF AeroAsia Tbk (GMFI) menolak surat permohonan perpanjangan penyelesaian tagihan utang atau tunggakan yang diajukan oleh maskapai Sriwijaya Air Group. Dalam surat bernomor GMF/DT-2123/2019, GMF akan tetap melayani perawatan pesawat milik Sriwijaya Air Group, namun pelayanan akan dilakukan secara terbatas mulai tanggal 11 September 2019. Surat itu ditandatangani oleh Direktur Utama GMF AeroAsia Tazar Marta Kurniawan. Berdasarkan dokumen yang diterima kumparan, total utang Sriwijaya Air Group ke GMF per Oktober 2018 mencapai Rp 810 miliar.