Silicon Valley Bank AS Kolaps, Begini Dampaknya bagi Perbankan Indonesia

13 Maret 2023 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Silicon Valley. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Silicon Valley. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Silicon Valley Bank (SVB) kolaps alias bangkrut setelah krisis modal selama 48 jam. Para regulator Amerika Serikat (AS) seperti pemerintah, Bank Sentral, dan Lembaga Penjamin Simpanan ikut turut tangan untuk menyelesaikan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Runtuhnya SVB menjadi kegagalan terbesar bank Amerika Serikat sejak krisis keuangan tahun 2008. Sehingga diprediksi akan menimbulkan efek domino kepada perekonomian global, termasuk industri perbankan.
Lalu bagaimana dengan Indonesia, apakah akan ikut terdampak? Kepala Ekonom BCA David Sumual memprediksi ambruknya SVB akan sedikit berdampak pada industri perbankan di Indonesia.
Ia mengatakan dampak tersebut akan berpengaruh pada volatilitas pasar modal Indonesia. Namun, dampak tersebut tidak signifikan berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
“Saya pikir ini masalah yang terisolasi di perbankan AS. Dampaknya tidak signifikan ke ekonomi RI,” kata David saat dihubungi kumparan, Senin (13/3).
Kepala Ekonom BCA David Sumual. Foto: Dok. David Sumual
Hal itu, lantaran Indonesia dinilai lebih baik dalam menghadapi krisis di bidang perekonomian maupun perbankan. David menyebut secara institusional Indonesia sudah jauh lebih baik pasca terjadinya krisis moneter pada tahun 1997.
ADVERTISEMENT
“Secara institusional kita sudah jauh lebih baik pasca krisis 1997. Ini bank tidak terlalu besar sebenarnya. Fed malah kemungkinan tidak terlalu hawkish sehingga positif buat rupiah,” ujar David.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan runtuhnya Silicon valley Bank harus menjadi introspeksi bahwa kenaikan suku bunga yang terjadi secara serentak di berbagai negara bisa menimbulkan risiko perbankan yang cukup serius.
Ekonom INDEF Bhima Yudhistira. Foto: Jafrianto/kumparan
Bhima menekankan bahwa perbankan domestik perlu berhati-hati menyusun strategi terutama terkait manajemen risiko. Ia menyarankan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan stress test terkait dampak DVB terhadap aliran pinjaman, modal, dan investasi dengan perbankan domestik.
“Belajar dari kasus Century, investasi yang bermasalah di AS dapat menjalar ke likuiditas perbankan domestik. Sejauh ini semoga tidak ada dampak sistemik ke bank lokal,” kata Bhima saat dihubungi kumparan, Senin (13/3).
ADVERTISEMENT
Namun ia mengatakan jika respons pemerintah AS terkait penyelamatan kebangkrutan Silicon Valley Bank cepat dilakukan, diperkirakan tidak akan menimbulkan dampak berkelanjutan terhadap perbankan nasional.
“Ini tergantung dari respon pemerintah AS soal penyelamatan SVB, dan berapa deposito atau investasi saham perbankan Indonesia yang tersangkut di SVB. Kalau penyelamatan bank SVB cepat, harapannya tidak sampai timbulkan dampak berlanjut ke perbankan nasional kita,” ujar Bhima.

Tidak Ada Bail Out untuk SVB

Jerome Powell Foto: REUTERS/Joshua Roberts
Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) mengatakan, sedang menciptakan program pendanaan berjangka bank baru untuk melindungi institusi yang terdampak pada ketidakstabilan pasar imbas dari kegagalan Silicon Valley Bank (SVB).
Di mana, SVB mengumumkan kolaps pada Jumat (10/3) lalu, setelah krisis modal selama 48 jam. Kegagalan Silicon Valley Bank adalah yang terbesar sejak Washington Mutual bangkrut pada 2008.
ADVERTISEMENT
Mengutip reuters, Senin (13/3), para regulator tersebut mengeluarkan pernyataan bersama yang menegaskan, tidak ada dana talangan (bail out) dan tidak ada biaya pembayar pajak yang terkait dengan rencana program pendanaan baru SVB.
Sehingga pemegang saham dan beberapa kreditur tanpa jaminan tidak akan dilindungi dam akan kehilangan semua investasinya.
Penghentian perdagangan saham Silicon Valley Bank (SVB) memicu serangkaian penjualan saham di seluruh sektor perbankan. Salah satu yang terdampak adalah Saham KBW Nasdaq Bank Index yang turun 8 persen pada Jumat (10/3).