Silicon Valley Bank AS Kolaps, The Fed Turun Tangan hingga Tidak Ada Bailout

13 Maret 2023 11:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen dalam High Level Seminar G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7). Foto: ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen dalam High Level Seminar G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7). Foto: ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) mengatakan, sedang menciptakan program pendanaan berjangka bank baru untuk melindungi institusi yang terdampak pada ketidakstabilan pasar imbas dari kegagalan Silicon Valley Bank (SVB).
ADVERTISEMENT
Di mana, SVB mengumumkan kolaps pada Jumat (10/3) lalu, setelah krisis modal selama 48 jam. Kegagalan Silicon Valley Bank adalah yang terbesar sejak Washington Mutual bangkrut pada 2008.
Atas kejadian itu para stakeholder, pemerintah, bank sentral dan lembaga penjamin simpanan AS (FDIC) ikut turun tangan dalam permasalahan ini.
Mengutip reuters, Senin (13/3), para regulator tersebut mengeluarkan pernyataan bersama yang menegaskan, tidak ada dana talangan (bailout) dan tidak ada biaya pembayar pajak yang terkait dengan rencana program pendanaan baru SVB.
Sehingga pemegang saham dan beberapa kreditur tanpa jaminan tidak akan dilindungi dam akan kehilangan semua investasinya.
Dang Dolar AS. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Fasilitas yang ditawarkan The Fed ini akan menawarkan pinjaman hingga satu tahun kepada bank, asosiasi tabungan, serikat kredit dan lembaga lainnya. Mereka memanfaatkan fasilitas ini akan diminta untuk menjaminkan agunan berkualitas tinggi seperti Treasurys, utang agen, dan sekuritas yang didukung hipotek.
ADVERTISEMENT
"Federal Reserve siap untuk mengatasi setiap tekanan likuiditas yang mungkin timbul."
Departemen Keuangan menyediakan hingga USD 25 miliar dari Exchange Stabilization Fund sebagai penopang potensi kerugian dari program pendanaan.

Awal Kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB)

Pada 8 Maret, Silicon Valley Bank mengumumkan telah menjual obligasi senilai USD 21 miliar atau sekitar Rp 38 triliun dengan kerugian penjualan mencapai USD 1,8 miliar atau sekitar Rp 27 triliun.
Silicon Valley. Foto: Shutter Stock
Dilansir Morningstar, SVB sedang melakukan reposisi untuk meningkatkan sensitivitas aset untuk memanfaatkan potensi suku bunga jangka pendek, mengunci sebagian biaya pendanaan, melindungi pendapatan bunga bersih (NII), dan margin bunga bersih (NIM) dengan lebih baik dan meningkatkan profitabilitas.
Silicon Valley Bank dikenal sebagai perusahaan pemberi pinjaman dan penyedia modal ventura kepada perusahaan rintisan. SVB mengatakan bahwa kondisi ini didorong oleh pembakaran uang klien yang tinggi pada Februari yang menyebabkan perusahaan tersebut mengalami krisis modal.
ADVERTISEMENT
Regulator California akhirnya memutuskan untuk menutup Silicon Valley Bank pada 10 Maret dan diambil alih oleh Federal Deposit Insurance Corp. Runtuhnya SVB menjadi kegagalan terbesar bank Amerika Serikat sejak krisis keuangan tahun 2008.
Penghentian perdagangan saham Silicon Valley Bank (SVB) memicu serangkaian penjualan saham di seluruh sektor perbankan. Salah satu yang terdampak adalah Saham KBW Nasdaq Bank Index yang turun 8 persen pada Jumat (10/3).