Simak Kisah dan Tips Investasi Saham dari Lo Kheng Hong Agar Raup Cuan

22 Maret 2023 9:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lo Kheng Hong, investor perseorangan di bursa saham yang dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia.  Foto: Dok. SBM ITB
zoom-in-whitePerbesar
Lo Kheng Hong, investor perseorangan di bursa saham yang dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia. Foto: Dok. SBM ITB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Investor kawakan, Lo Kheng Hong, membagikan pengalamannya berinvestasi saham. Dia sudah 34 tahun bergelut jadi investor saham dan melewati berbagai tantangan, seperti krisis.
ADVERTISEMENT
Lo Kheng Hong menilai investasi di bursa saham memang punya daya tarik, tetapi harus dilakukan hati-hati. Kehati-hatian menjadi salah satu kunci sukses, termasuk dengan membaca laporan keuangan emiten.

Nasihat Lo Kheng Hong buat Gen Z yang Ingin Cuan di Pasar Saham

Generasi milenial hingga Gen Z menjadi saat ini menjadi investor terbanyak di bursa saham Indonesia. Saham dinilai menjadi cara jitu untuk mengembangkan dana yang dimiliki agar mendapat keuntungan lebih besar.
Meski begitu, investasi saham tidaklah selalu cuan. Investor saham perorangan yang banyak mengoleksi emiten di Bursa Efek Indonesia, Lo Kheng Hong, mengatakan anak muda sebaiknya bekerja keras dan mengumpulkan uang yang banyak terlebih dahulu sebelum menjadi investor saham.
ADVERTISEMENT
Ia menilai anak muda belum mampu membeli saham karena keuangan yang terus terkikis untuk membiayai kebutuhan hidup.
"Anak muda kalau mau kayak saya harus punya uang yang banyak dulu. Kalau anak muda yang uangnya seberapa enggak bisa beli saham terus nggak bekerja. Nanti uangnya habis tergerus untuk biaya hidup," kata Lo Kheng Hong dalam acara OCBC NISP Business Forum, Jakarta, Selasa (21/3).
Lo Kheng Hong bercerita, setelah bekerja 17 tahun di perusahaan perbankan ia akhirnya mengundurkan diri dan berhasil menjadi pemain saham. Ia menyebut saat ini telah memiliki saham di wonderful company yang ia sebut sebagai mesin pencetak uang.
Ia mengungkapkan, penghasilannya jauh lebih besar setelah berhasil membeli saham di perusahaan bagus. Lo Kheng Hong tak memungkiri bahwa saham perusahaan yang bagus dalam laporan keuangan lebih cuan dan terpercaya.
ADVERTISEMENT
Lo Kheng Hong mengatakan perusahaan bagus memiliki tiga ciri, yakni valuasi murah, uang kas naik dan tidak ada utang, serta pertumbuhan laba bagus.
"Jangan pernah membeli saham sebelum membaca annual report, sebelum membaca laporan keuangannya. karena membaca annual report, membaca laporan keuangan itu adalah kunci keberhasilan dari seorang investor saham," ungkap Lo Kheng Hong.

34 Tahun Jadi Investor Saham, Ini Jurus Lo Kheng Hong Tetap Cuan saat Krisis

Lo Kheng Hong mengungkapkan kiat-kiat melewati serangkaian krisis keuangan selama sepak terjangnya di dunia saham 34 tahun lamanya. Ia menyebutkan, krisis pertama yang dihadapinya yaitu krisis keuangan di kisaran tahun 1990-1992 karena kebijakan tight money policy oleh Menteri Keuangan Indonesia saat itu, J.B Sumarlin.
ADVERTISEMENT
Lo Kheng Hong saat OCBC NISP Business Forum 2023, Selasa (21/3/2023). Foto: OCBC
"Uang ketat dan tentu saja saham-saham saya pada turun, pada rugi. Tapi untungnya tight money itu pada akhirnya dibuka tahun 1993 dan saya keluar sebagai pemenang,” kata Lo Kheng Hong.
Selanjutnya ada krisis ekonomi dan politik di tahun 1998. Lo Kheng Hong mengungkapkan uangnya bahkan hilang 85 persen. Meski begitu, dia mengaku berhasil bertahan sebagai pemenang lagi.
"Tahun 2008 ada krisis subprime mortgage juga IHSG turun banyak, tapi saya bisa survive. Tiga tahun lalu ada COVID kita krisis, IHSG kita turun sampai 3.900 saya bisa keluar sebagai pemenang juga," sambung dia.
Lo Kheng Hong membeberkan alasan dirinya bisa bertahan, sekaligus menjadi pemenang, selama krisis keuangan berlangsung. Tips pertama adalah dengan tidak memiliki utang.
ADVERTISEMENT
Kemudian tips kedua, lanjut Lo Kheng Hong, yaitu memiliki uang tunai (cash) yang banyak, sehingga dirinya bisa memborong banyak saham perusahaan berkualitas yang harganya anjlok.
"Ketika krisis COVID di 2020 tuhan memberkati saya, saya punya banyak uang cash waktu itu. Jadi ketika krisis saya bisa membeli, di berita kan ada di tahun 2020 itu saya membeli saham apa saja," imbuh dia.
Selain tidak punya utang dan memiliki uang tunai yang banyak, dia sebagai pemegang saham kedua terbesar di perusahaan induk Panin Bank, berkesempatan menjual sahamnya ketika harga tinggi di tahun lalu.

Lo Kheng Hong Sebut Banyak Orang Bodoh di Bursa Saham: Jual Mercy Harga Bajaj

Lo Kheng Hong di Acara Capital Market Summit and Expo di Jakarta Convention Center, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Pria yang kerap dijuluki Warren Buffett Indonesia itu menyatakan, hanya berminat membeli saham perusahaan yang bagus namun murah (undervalue). Itu yang sering disebutnya sebagai strategi mobil mercy dengan harga bajaj.
ADVERTISEMENT
"Di dunia nyata tidak ada orang bodoh yang mau menjual mercy harga bajaj. Tapi di bursa saham itu banyak, banyak orang bodoh yang menjual mercy di harga bajaj. Jadi saya pelan-pelan membeli jadi masih punya uang sisa banyak," kata Lo Kheng Hong di acara OCBC NISP Business Forum 2023, Selasa (21/3).
Dia menyarankan para investor untuk selalu membaca laporan keuangan tahunan sebuah perusahaan sebelum memutuskan untuk membeli sahamnya. Hal tersebut adalah kunci sukses dalam berinvestasi.
Usai krisis pandemi COVID-19 mereda, Lo Kheng Hong mengungkapkan dirinya belum banyak membelanjakan uangnya meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah mulai menurun.
"Saya belanjakan baru sedikit, jadi masih ada sisa saham banyak. Karena saya itu orang yang sangat hati-hati dalam membeli saham," tutur Lo Kheng Hong.
ADVERTISEMENT