Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Singgung Deflasi Pangan, Amran: Anomali, Produksi Meningkat di Musim Paceklik
5 Desember 2024 14:15 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyinggung soal deflasi pangan yang sebelumnya diutarakan oleh Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar dalam konferensi pers Senin (3/12).
ADVERTISEMENT
“Ada lagi yang menarik kemarin, kemarin deflasi pangan. Ini anomali, terjadi di saat musim paceklik. Artinya produksi betul-betul meningkat dan itu data BPS,” kata Amran di Kantor Kementan, Kamis (5/12).
Amran menyebut di tengah kondisi El Nino di beberapa daerah, kekeringan dan juga La Nina di daerah yang lain, BPS justru mencatat anomali berupa deflasi pada komoditas beras.
Pada November 2024, BPS mencatat harga beras mengalami penurunan sebesar 0,45 persen dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen. Deflasi ini terjadi di 26 provinsi, dengan penurunan terdalam tercatat di Papua Pegunungan sebesar 4,64 persen.
Hal ini didorong oleh panen di sejumlah sentra produksi, seperti Bali dan Jambi. Selain itu, deflasi beras juga terjadi karena penurunan harga mulai dari gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG), beras medium, dan premium.
ADVERTISEMENT
Harga GKP turun sebesar 1,86 persen secara bulanan (month to month) dan 6,18 persen secara tahunan (year on year). Sementara untuk GKG turun sebesar 1,84 persen secara bulanan dan sebesar 8 persen secara tahunan.
Amran mengklaim, peningkatan produksi beras ini disebabkan oleh program pompanisasi yang dilakukan oleh Kementan.
“Ada anomali, Alhamdulillah sesuai BPS, bukan kami. Ada peningkatan produksi Agustus, September, Oktober, karena lebih tinggi produksinya daripada saat iklim normal. Ini Alhamdulillah karena gerakan kita masif pompanisasi,” terangnya.