SKK Migas Pastikan LNG untuk RI Terpenuhi, Tak Perlu Tambah Impor dari AS

9 April 2025 19:03 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, Selasa (3/12/2024). Foto:  Fariza/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, Selasa (3/12/2024). Foto: Fariza/kumparan
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) merespons rencana pemerintah mengimpor gas alam cair (LNG) dari Amerika Serikat (AS), sebagai upaya negosiasi penerapan tarif impor resiprokal sebesar 32 persen.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia akan menempuh jalur diplomasi dan negosiasi kepada pemerintah AS. Salah satu poin negosiasinya adalah rencana peningkatan nilai impor dari AS ke Indonesia yang saat ini defisit USD 18 miliar.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan Indonesia saat ini belum membutuhkan impor LNG. Sebab, kebutuhan domestik masih bisa dipenuhi, bahkan sisanya bisa diekspor.
"Sampai dengan saat ini kita kan belum impor ya, kalau memang dibutuhkan nanti kita lihat sedang dievaluasi itu, sementara ini kita masih upayakan pemenuhan LNG itu dari dalam negeri," kata Djoko saat ditemui di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (9/4).
Djoko mengatakan Indonesia tidak impor LNG dalam 3 bulan terakhir alias kuartal I 2025. SKK Migas juga memastikan pemenuhan LNG di dalam negeri untuk April dan Mei 2025 juga sudah terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Hal ini dilakukan dengan mengalihkan kargo LNG yang awalnya akan diekspor, untuk kebutuhan PT PLN dan PT PGN. Rencananya, ada 5 kargo LNG yang diproduksi dari Tangguh, Bontang, dan Donggi Senoro.
Ilustrasi pengangkutan Liquefied Natural Gas (LNG). Foto: Dok. PGN
"Bisa juga kita pengalihan dari ekspor kita alihkan ke dalam negeri. Alhamdulillah PGN dan PLN Bapak Menteri sudah tanda tangan juga, memang harganya agak tinggi ya 17,4 persen," jelas Djoko.
Khususnya untuk kontrak ke Singapura, Djoko menyebutkan setidaknya ada 3 kargo yang dialihkan untuk dalam negeri. Nantinya, pemerintah akan memaksimalkan pasokan gas pipa dari Natuna.
"Kita akan memaksimalkan ekspor gas pipa dari Natuna, dari Sumatera kita kurangi yang ke Singapura untuk kebutuhan dalam negeri jadi pemenuhan Singapura kita maksimalkan dari Natuna," ungkap Djoko.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, kata dia, SKK Migas akan memfokuskan terhadap impor bahan baku LPG dan produk BBM dari AS yang rencananya memang akan ditingkatkan.
"Jadi masih impor bensin sama LPG kan, dua komoditas ini kita upayakan maksimalkan dari AS," tutur Djoko.
Sebelumnya, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan rencana impor LNG dan LPG dari AS sudah dibahas oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Selain impor migas, Indonesia juga akan meningkatkan pembelian produk di industri engineering dari AS.
"Arah Pak Presiden kita juga disiapkan untuk membeli LPG dan LNG peningkatan dari Amerika. Ini tidak menambah, tetapi realokasi pembelian atau di-switch. Jadi tidak mengganggu APBN," kata Airlangga dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4).
ADVERTISEMENT
Indonesia mulai mengimpor LNG dari AS pada rentang September-Desember 2021 dengan total l 3.269 juta kaki kubik. Impor ini merupakan hasil dari perjanjian jual beli antara PT Pertamina (Persero) dan Corpus Christi Liquefaction, LLC, anak perusahaan Cheniere Energy, Inc., yang disepakati pada 2015 untuk jangka waktu 20 tahun.
Selain itu, Indonesia juga mengimpor LPG dari AS. Pada tahun 2022, impor LPG dari AS mencapai 2,79 juta ton, menyumbang 41 persen dari total impor LPG Indonesia tahun tersebut. Meski demikian, persentase impor LPG dari AS menurun 26 persen dibandingkan tahun 2021.