SKK Migas Prediksi Produksi Minyak RI Turun 1,3 Persen di Tahun 2024

15 Agustus 2024 11:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja Pertamina Hulu Mahakam menuruni tangga di anjungan lepas pantai lapangan Bekapai, Kalimantan Timur, Rabu (27/3/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja Pertamina Hulu Mahakam menuruni tangga di anjungan lepas pantai lapangan Bekapai, Kalimantan Timur, Rabu (27/3/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas) memperkirakan produksi minyak mentah dalam negeri turun 1,3 persen pada tahun ini. Angka tersebut mengacu pada paparan SKK Migas dalam diskusi Supply Chain and National Capacity Summit 2023, di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Kamis (15/8).
ADVERTISEMENT
Kepala Divisi Optimalisasi Cadangan SKK Migas Sri Andaryani menuturkan, pihaknya kerap mendapati pertanyaan mengenai sulitnya kenaikan produksi minyak. Padahal SKK Migas telah berupaya melakukan berbagai pekerjaan yang masif.
"Banyak sekali melakukan pengeboran, banyak sekali melakukan pekerjaan yang masif agresif, tapi kenapa produksi kita susah sekali naiknya?" kata Andar.
Andar mengatakan, sejak 2020 SKK Migas melakukan berbagai pekerjaan lebih banyak untuk menjaga produksi minyak di Tanah Air. Hal ini meliputi pengeboran, workover juga well services.
Diskusi Supply Chain and National Capacity Summit 2023, di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Kamis (15/8/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Menurut dia, meskipun SKK Migas belum berhasil menaikkan angka produksi, setidaknya kegiatan eksplorasi, workover, dan well service yang masif tersebut mampu meminimalisasi tren penurunan produksi.
"Nah dari hasil itu di sini terlihat bahwa kita itu sudah berhasil sebetulnya menahan, decline yang tadinya 5-7 persen per tahun, sekarang sudah berhasil menahan jadi 1 koma sekian persen per tahun," jelas Andar.
ADVERTISEMENT
Dalam paparannya, Andar menjelaskan pada 2020 terjadi penurunan produksi minyak sebesar 5 persen dari 2019, lalu menurun kembali pada 2021 dan 2022 masing-masing sebesar 7 persen.
Pada 2023, angka penurunan produksi minyak ini sedikit pulih menjadi 1,1 persen dibanding 2022.
Paparan SKK Migas 15 Agustus 2024 dok:kumparan
Lifting minyak Indonesia pada 2023 sebanyak 605.000 barel per hari atau di bawah target APBN 2023 yang sebanyak 660.000 barel per hari.
Adapun pemerintah menargetkan lifting minyak di 2024 bisa mencapai 635 ribu barel per hari. Pada 2024 diproyeksi akan turun sebesar 1,3 persen dibanding 2023.
Pada 2020, Indonesia memproduksi minyak sebanyak 708,32 Million Barrel Oil per Day (MBOPD), lalu pada 2021 sebanyak 660,30 MBOPD, pada 2022 sebesar 612,3 MBOPD dan 2023 sebesar 605,5 MBOPD.
ADVERTISEMENT
"Ini bagian dari keberhasilan kita dan effort yang kita kerjakan selama ini," imbuh Andar.
Masih dalam paparan Andar, ia menjelaskan pada 2020 ada sebanyak 240 titik pengeboran. Angka ini menurun dari 2019 yang capai 322 titik.
Jumlah pengeboran baru naik dua kali lipat dari 2020 pada 2021 menjadi 480 titik, naik pada 2022 menjadi 760 titik, 2023 sebanyak 799 titik, 2024 sebanyak 932 titik dan 2025 ditargetkan sebanyak 950 titik.
Hal serupa juga terlihat dari sisi workover services atau upaya untuk mempertahankan atau menambah produksi sumur yang menurun pada 2020 sebanyak 585 sumur dari 2019 sebanyak 812 sumur.
Pada 2021 tercatat ada 566 sumur, 2022 sebanyak 639 sumur, lalu 2023 sebanyak 834 sumur, tahun ini 906 sumur dan 2025 ditargetkan sama dengan tahun ini.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya dari sisi well services, pada 2019 terdapat 29.954 kegiatan, 2020 sebanyak 24.413 kegiatan, 2021 sebanyak 27.790, 2022 sebanyak 30.066, 2023 sebanyak 33.413, tahun ini 35.960, dan tahun depan ditargetkan capai angka 35.796 kegiatan.