Smelter Belum Beroperasi Lagi, Izin Ekspor Konsentrat Freeport Masih Dibahas

3 Januari 2025 13:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konsentrat tembaga perdana tiba di smelter baru Freeport di Gresik, Jawa Timur, Jumat (21/6/2024). Foto: Dok. Freeport Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Konsentrat tembaga perdana tiba di smelter baru Freeport di Gresik, Jawa Timur, Jumat (21/6/2024). Foto: Dok. Freeport Indonesia
ADVERTISEMENT
Perpanjangan izin konsentrat PT Freeport Indonesia (PTFI) yang diajukan perusahaan pada Oktober 2024 usai smelter di Gresik terbakar belum juga disetujui. Dengan begitu, per 1 Januari 2025, Freeport dilarang ekspor.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kemenko Bidang Perekonomian, Elen Setiadi, mengatakan perpanjangan izin ekspor konsentrat Freeport masih dibahas Kamis (3/1). Dalam rapat di kantornya, hadir juga Presiden Direktur PTFI Tony Wenas.
Menurut Elen, rapat hari ini fokus pada perkembangan smelter baru PTFI. Terutama setelah kebakaran di fasilitas line gate yang mempengaruhi proses ramp-up atau peningkatan produksi secara bertahap.
"Ramp up-nya itu target selesai di semester pertama, pokoknya selesai awal ramp-up, (targetnya) Juli sudah 40 persen," kata Elen di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jumat (3/1).
Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kemenko Bidang Perekonomian Elen Setiadi. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Dalam kesempatan yang sama, Tony Wenas, menjelaskan saat ini smelter baru masih dalam tahap perbaikan dan belum beroperasi.
"Smelter baru masih full berhenti. Kan lagi perbaikan. Enggak mungkin produksi karena itu meng-capture SO₂ (sulfur dioksida)," jelas Tony.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kegiatan tambang (mining) tetap berjalan normal. Namun, untuk mendukung proses produksi, Freeport mengajukan perpanjangan izin ekspor kelebihan produksi kepada pemerintah.
"Itu sedang dibahas," kata Tony menanggapi pertanyaan mengenai tenggat waktu izin ekspor tersebut.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, saat peresmian operasi Smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur. Foto: Dok: Tangkapan layar YouTube Freeport Indonesia
Tony menambahkan, ramp-up smelter baru ditargetkan mencapai 40 persen pada Juli 2024. Dengan ramp-up yang baru mencapai 40 persen kapasitas total produksi Freeport dipastikan belum optimal hingga paruh kedua tahun ini.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan PT Freeport Indonesia (PTFI) mengajukan proposal perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat tembaga pascakebakaran smelter katoda tembaga di Gresik pada 14 Oktober 2024 lalu.
Smelter kedua PTFI tersebut diresmikan pada 23 September 2024 dengan nilai investasi Rp 56 triliun. Namun, belum sebulan beroperasi, smelter itu mengalami kebakaran di bagian Fasilitas Pemisahan Gas Bersih atau Gas Cleaning Plant.
ADVERTISEMENT
"Sekarang di (smelter) Freeport lagi ada trouble dikit di (fasilitas) asam sulfatnya, kalau tidak salah ya. Lagi mengajukan proposal untuk ekspor konsentrat," ungkapnya saat Indonesia Mining Summit 2024, Rabu (4/12).
Bahlil meminta kejelasan PTFI sampai kapan proses perbaikan smelter pasca kebakaran, yang akhirnya menentukan seberapa lama perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat tembaga.
"Saya bilang, tunggu dulu, harus kita bicara jelas. Berapa lama ini kerjanya?" katanya.