Smelter Freeport di Gresik Bakal Hasilkan 52 Ton Emas Per Tahun

29 Maret 2023 14:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Smelter Freeport di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Kamis (2/2/2023). Foto: Rizal Hanafi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Smelter Freeport di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Kamis (2/2/2023). Foto: Rizal Hanafi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Megaproyek pembangunan pabrik pemurnian atau smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Manyar, Kabupaten Gresik, nantinya akan mampu memproduksi emas batangan sampai 52 ton per tahun. Ini bisa dilakukan secara bertahap pada 2024.
ADVERTISEMENT
Emas batangan tersebut merupakan hasil dari pemurnian lumpur anoda sebesar 6.000 ton per tahun. Lumpur anoda sendiri adalah hasil dari peleburan dan pemurnian konsentrat yang dilakukan oleh PT Smelting dan PT Freeport nantinya.
"1.800 ton (lumpur anoda) dari PT Smelting sisanya dari PT Freeport (Indonesia)," kata Erika Silva Manager Technical Affairs dan Smelting Project Support PT Freeport Indonesia saat ditemui di lokasi proyek, Rabu (29/3).
Nantinya emas batangan ini akan dibeli oleh PT Antam Tbk sebagai off taker. Selain emas batangan, produk turunan lainnya yang nanti dihasilkan oleh lumpur katoda antara lain, perak, platinum paladium, selenium, bismut dan timbal.
Smelter kedua milik PT Freeport Indonesia ini memiliki lahan area seluas 100 hektar (ha). Hingga kini perusahaan terus mengejar target produksi yang diperkirakan bakal mulai pada Mei tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Produk utama dari smelter ini adalah katoda tembaga dengan kadar kemurnian 99,99 persen. Progres konstruksi hingga Februari 2023 mencapai 56,5 persen. Sejauh ini PTFI telah menggelontorkan dana sebesar Rp 28 triliun untuk membangun smelter ini.
Smelter Manyar merupakan smelter kedua milik PTFI, setelah yang pertama dibangun di Gresik pada tahun 1996 di bawah PT Smelting dengan kapasitas olah 1 juta ton konsentrat per tahun. PTFI memiliki saham 25 persen saham di PT Smelting, Mitsubishi Material 60,5 persen, dan Nippon Mining and Metals Co Ltd 5 persen.