Soal 25,22 Juta Penduduk Masuk Kategori Miskin, Bagaimana Cara Menentukannya?

2 Juli 2024 7:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Bidang Metodologi dan informasi Statistik, Imam Machdi di Kantor Pusat BPS. Foto: BPS
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Bidang Metodologi dan informasi Statistik, Imam Machdi di Kantor Pusat BPS. Foto: BPS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka penduduk miskin di Indonesia mencapai 25,22 juta orang per Maret 2024. Angka ini turun 0,33 persen atau sebanyak 680 ribu orang secara tahunan atau year on year (yoy).
ADVERTISEMENT
“Menurun 680 ribu orang terhadap Maret 2023, dan menurun 1,14 juta orang terhadap September 2022,” kata Plt Sestama BPS Imam Machdi dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (1/7).
Penduduk yang dikategorikan miskin memiliki rata-rata pengeluaran per bulan di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan. Adapun, garis kemiskinan terdiri dari dua komponen yakni garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM).
Imam memaparkan garis kemiskinan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp 582.932 per kapita per bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp 433.906 (74,44 persen) dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp 149.026 (25,56 persen).
Menurutnya, garis kemiskinan di Indonesia sulit untuk turun. Pasalnya, pergerakan garis kemiskinan dipengaruhi oleh harga komoditas pokok yang terus melonjak.
ADVERTISEMENT
Imam menyebut beberapa komoditas pokok selama Maret 2023 – Maret 2024 mengalami kenaikan, antara lain beras naik 20,07 persen, telur ayam ras 11,56 persen, dan cabai merah 45,95 persen.
“Kenaikan harga beberapa komoditas pokok ini tentu mempengaruhi tingkat konsumsi dan pengeluaran masyarakat yang tercermin dari angka kemiskinan,” kata Imam.
Potret kemiskinan di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Imam menjelaskan rata-rata jumlah penduduk miskin berkurang 300 ribu orang per tahun. Dia mencatat angka kemiskinan 2024 merupakan angka terendah dalam satu dekade.
Selama dua periode kepemimpinan Presiden Jokowi, angka kemiskinan Indonesia turun sebesar 2,2 persen.
“Dalam 10 tahun terakhir jumlah penduduk miskin berkurang 3,06 juta orang atau turun 2,22 persen,” ungkapnya.
Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2024 sebesar 7,09 persen. Angka ini menurun dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 7,29 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, persentase penduduk miskin pedesaan pada Maret 2024 sebesar 11,79 persen, menurun dibandingkan Maret 2023 yang mencapai 12,22 persen.

Berikut daftar 15 Provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak:

1. Jawa Timur 3,98 juta penduduk miskin atau 9,79 persen
2. Jawa Barat 3,85 juta penduduk miskin atau 7,46 persen
3. Jawa Tengah 3,70 juta penduduk miskin atau 10,47 persen
4. Sumatera Utara 1,23 juta penduduk miskin atau 7,99 persen
5. Nusa Tenggara Timur 1,13 juta penduduk miskin atau 19,48 persen
6. Sumatera Selatan 984,24 ribu penduduk miskin atau 10,97 persen
7. Lampung 941,23 ribu penduduk miskin atau 10,69 persen
8. Aceh 804,53 ribu penduduk miskin atau 14,23 persen
9. Banten 791,61 ribu penduduk miskin atau 5,84 persen
ADVERTISEMENT
10. Sulawesi Selatan 736,48 ribu penduduk miskin atau 8,06 persen
11. Nusa Tenggara Barat 709,01 ribu penduduk miskin atau 12,91 persen
12. Riau 492,25 ribu penduduk miskin atau 6,67 persen
13. DKI Jakarta 464,93 ribu penduduk miskin atau 4,30 persen
14. DI Yogyakarta 445,55 ribu penduduk miskin atau 10,83 persen
15. Sulawesi Tengah 379,76 ribu penduduk miskin atau 11,77 persen.